Mohon tunggu...
Mas Garex
Mas Garex Mohon Tunggu... Editor - KBC - 55 | Kompasianer Brebes
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulisan itu rekam jejak. Sekali dipublikasikan, tak akan bisa kau tarik. Tulislah hal-hal berarti yg tak akan pernah kau sesali kemudian.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Panggalan", Riwayatmu Kini

4 April 2020   11:32 Diperbarui: 4 April 2020   11:31 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

'Panggalan' dalam bahasa brebesan atau dalam bahasa indonesia biasa disebut Gasing (atau juga disebut Gangsing) adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Selain merupakan mainan anak-anak dan orang dewasa, gasing juga digunakan untuk berjudi dan ramalan nasib.

Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan.

Di wilayah brebes sendiri permainan Panggalan biasanya dijumpai ada di desa-desa, dilakukan dengan cara adu pukul antar panggalan yang dimainkan oleh anak-anak maupun orang dewasa. Panggalan disuatu daerah berbeda-beda, namun disini umumnya panggalan terbuat dari kayu dengan besi yang ditancapkan diujungnya dan dililit dengan tali yang terbuat dari kain.

Dok.bermain panggalan
Dok.bermain panggalan
Pada era modern saat ini dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat, permainan panggalan ini seperti tenggelam dalam lautan. Permainan panggalan kini sudah jarang sekali dijumpai di desa-desa, bahkan sepertinya sudah tidak ada lagi. Ini merupakan dampak dari teknologi sekarang yang semakin canggih.

Dok. BBC News
Dok. BBC News
Sekarang anak-anak di desa cenderung beralih ke permainan modern dengan memanfaatkan teknologi yaitu Android yang dimilikinya. Melalui gadget android anak-anak dapat bermain dari permainan/game yang bermacam-macam. 

Ironis sekali memang, padahal permainan tradisional ini banyak manfaatnya bagi anak-anak antara lain menjadikan anak lwbih kreatif, mengembangkan kecerdasan anak dan lain sebagainya. Sedangkan permainan modern dapat menciptakan anak menjadi malas dan dapat membentuk sifat anak menjadi individual.

#KBC-55

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun