Tontonan, barangkali bisa menjadi sebuah ukuran cara pandang masyarakat tentang kehidupan. Salah satu indaktornya adalah tontonan komedi. Semua orang tentu sangat suka komedi sebagai hiburan. Komedi menjadi selingan saat tekanan hidup begitu berat. Pada bangsa yang masih banyak masyarakat miskin, komedi menjadi progam acara yang ratingnya tinggi.
Hebatnya orang Indonesia, meskipun dalam keadaan susah, masih bisa tertawa gembira. Lihat saja tontonan acara misalnya standup komedi, ini talkshow, tawa sutra, facebookers, dan berbagai acara komedinya lainnya. Walaupun isinya membuli orang lain, acara ini ratingnya tetap tinggi.
Masih ingat dengan beberapa jargon "Muka Lu kayak comberan.." Mendengar lawakan tak bermutu ini kita menjadi tertawa. Masih banyak lagi lawakan yang isinya tak bermutu. Menggunakan hinaan phisik agar penonton tertawa. Acara seperti ini tetap saja memiliki rating yang cukup tinggi. Tak peduli apakah bermanfaat kebaikan untuk masyarakat penonton.
Kelucuan yang kebablasan ini tidak hanya populer di televisi, tetapi juga hijrah ke media sosial youtube. Barangkali pembaca sudah mengetahui, youtuber populer berasal dari komedian. Akun yotube ini jika ditelusuri jumlah penonton dan subcribernya puluhan ribu.
Beberapa waktu lalu saya mencari tutorial mengenai aplikasi Mendeley. Aplikasi ini biasa digunakan untuk membuat sitasi dalam penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi). Sudah ada orang yang membuat tutorialnya. Aplikasi ini cukup memudahkan saya membuat menuliskan referensi dalam tulisan (bodynote, dll).
Menurut saya tutorial Mendeley di yotube ini cukup menarik. Membantu saya untuk bisa belajar lebih dalam mengenai sitasi jurnal atau buku. Tetapi, tutorial ini justru sedikit sekali penontonya. Subcribernya pun sangat sedikit. Beberapa akun tutorial ini hanya dikomentar tidak lebih dari 100 orang. Video Tutorial Mendele yang dibuat oleh Perpustakaan FT UGM dengan judul "Mendeley: memasukan data ke Mendeley" hanya ditonton sebanyak 6.006x. Video tutorial ini memiliki subcriber sebanyak 58 orang dan terdapat komentar 3 orang.
Sudah sekian lama Indonesia merdeka, sepertinya kualitas tonton masyarakat kita belum berubah. Komedi yang tidak memberikan pendidikan moral, justru lebih disukai oleh masyarakat. Hal ini harusnya menjadi perhatian kita bersama.
Komedi boleh-boleh saja. Tidak ada yang melarang orang membuat video komedi. Tentunya komedi yang memberikan nilai edukasi terhadap masyarakat. Tentu kita masih ingat dengan Group Lawak Bagito pada jaman Era Orde Baru.Â