Mohon tunggu...
Mas Gagah
Mas Gagah Mohon Tunggu... Dosen - (Lelaki Penunggu Subuh)

Anak Buruh Tani "Ngelmu Sampai Mati"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kritis terhadap Isi Debat Capres

19 Februari 2019   15:27 Diperbarui: 19 Februari 2019   15:27 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://serikatnews.com

Setelah debat kedua selesai, dua pihak saling klaim kemenangan. Para pendukung langsung memvonis bahwa capresnya yang paling unggul. Dibuatlah meme di media sosial untuk mendukung salah satu paslon. Ada juga meme yang menghujat salah satu capres.

Boleh saja memberikan dukungan kepada capres manapun. Inikan masuk kontestasi politik tahun 2019. Semua masyarakat kudu menentukan pilihan. Tetapi, jangan sampai pilihan pada capres hanya bersifat emosional atau kebencian tanpa nalar kritis.

Hari-hari ini, justru politik membodohi kita sebagai masyarakat pemilih. Apapun yang ada pada capres pilihan, kita iyakan saja. Benar atau salah, pokoknya mendukung sang calon capres. Kita tidak mau lagi mencari informasi yang mendalam untuk mendapatkan fakta.

Seharusnya, kita mau membaca data dengan benar. Apa yang disampaikan oleh Pak Jokowi, tentu harus kita cari datanya. Tentang tidak adanya kebakaran hutan, kita harus cek. Tentang Freeport yang katanya 50% saham telah kita kuasai. Kata Pak Jokowi, masyarakat sudah mendapatkan ganti rugi untuk pembangunan jalan tol.

Tentang tidak adanya impor, pada masa kepemimpinan Jokowi, kita harus mencari informasi. Apa saja yang disampaikan oleh pak Jokowi harus kita cari datanya. Pembangunan infrastruktur yang menggunakan hutang, kita cek kemanfaatannya. Semua data yang disampaikan oleh Pak Jokowi dalam debat kedua harus kita cek kebenarannya.

Kita harus adil, semua yang disampaikan oleh Pak Prabowo, harus juga kita kritisi. Tentang tanah yang katanya milik Pak Probowo, kita cari kebenarannya. Bahwa, tanah itu merupakan tanah negara yang diselamatkan oleh Pak Prabowo, masyarakat harus melakukan kroscek.

Sebab, kita terkadang hanya senang menonton debat. Budaya kita lebih asyik dengan budaya tontonan. Setelah menonton, kita tidak mau membaca data. Isi debat capres yang kita dukung, yaah kita dukung begitu saja tanpa kroscek ulang. Jadilah, kita saling baku hantam antar pendukung capres. Apa untungnya buat kita sih?

Begitu mudah kita saling mencaci maki, gara-gara perbedaan politik. Padahal kita mendukung tanpa pernah mau mencari tahu, siapa sebenarnya capres yang kita pilih. Kita hanya mendapatkan informasi dari ruang media yang terkadang palsu dan penuh pencitraan.

Maka, kita harus membaca untuk menemukan data yang benar. Data itulah yang nanti menjadi acuan kita, memilih siapa capres yang tidak berbohong. Dengan membaca kemudian kritis terhadap data yang dipaparkan, maka kita akan tahu, siapa capres yang tidak layak menjadi pemimpin negeri ini.

Salam Indonesia

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun