Mohon tunggu...
Mas Gagah
Mas Gagah Mohon Tunggu... Dosen - (Lelaki Penunggu Subuh)

Anak Buruh Tani "Ngelmu Sampai Mati"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kita Terlampau Hidup di Ruang Maya

1 Desember 2018   13:56 Diperbarui: 1 Desember 2018   14:01 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://gberbasistulisan.blogspot.com

Tentu membaca bukan hanya sebuah kegiatan sampingan. Membaca adalah kegiatan yang mustinya menjadi sebuah kebutuhan. Membaca adalah cara yang paling murah memberikan makanan pada otak. Membaca adalah usaha untuk lebih mendewasakan cara berpikir dan sikap kita. 

Namun sayang era generasi Phi ini kita lebih suka pada sebuah citra dari media sosial. Kita menghargai citra seseorang dari apa yang ditampilkan melalu media sosial. Kita masuk apa yang di sebut dengan zaman postmodern. Meminjam pendapat Jean P. Baudtrillad kita masuk pada ruang simulakra atau hyperalitas.

Simulacrum atau simulakra merupakan sebentuk instrumen yang mampu meubah hal-hal yang bersifat abstrak menjadi konkret dan begitu sebaliknya, konkret menjadi abstrak. Hyperealitas merupakan terminus yang menunjuk pada segala sesuatu yang bersifat melampaui kenyataan. Menurut Baudrillard hiperealitas merupakan ciri paling kentara yang dibawa oleh simulakra.

Melalui pendekatan Baudrillard mengenai simiulakra kita dapat membuat kesimpulan berakhirnya kehidupan sosial khususny di era media sosial ini. Jadi, orang yang terjebak dalam simulakra telah mati kehidupan sosialnya. 

Misal, orang yang memiliki ribuan follower di IG sebagai teman, sejatinya mereka tidaklah memiliki teman. Sebab ribuan teman itu hanyalah fiktif. Mereka hampir tidak pernah bertemu dalam kehidupan sosial dunia nyata. 

Mereka lebih suka bermain di media sosial hingga berjam-jam tanpa melakukan aktivitas sosial di dunia nyata. Orang lebih suka mencari teman di media sosial dibandingkan mencari teman di dunia nyata. 

Maka, tesis Baudrillad itu seakan menjadi nyata. Kita menjadi manusia penyendiri yang betah berjam-jam di media sosial. Bahkan mencari jodoh melalui media sosial. 

Wallahu a'lam bis shawab

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun