Mohon tunggu...
Mas Gagah
Mas Gagah Mohon Tunggu... Dosen - (Lelaki Penunggu Subuh)

Anak Buruh Tani "Ngelmu Sampai Mati"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kisah tentang Taman Bacaan yang Terlupakan

19 November 2018   20:52 Diperbarui: 23 November 2018   09:15 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: nasional.kompas.com

Merawat Taman Bacaan adalah Merawat Bangsa

Pekerjaan pembangunan taman bacaan ini tentu saja bukan hanya pekerjaan rumah pemerintah Jakarta. 

Tetapi pekerjaan seluruh pemimpin bangsa ini khususnya Pak Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia saat ini. Sepengetahuan saya, selama ini visi dan misi calon presiden hanya sebatas pembangunan ekonomi dan infrastruktur.

Sangat jarang ada seorang presiden yang berteriak lantang saat kampanye bahwa jika terpilih akan membangun taman bacaan di setiap sudut sekolah atau di setiap kantor kelurahan. Tempat di mana saja orang datang, seharusnya di situlah dibangun taman bacaan.

Saya merindukan sebuah tempat yang dingin di temani buku-buku sambil menyesap sebuah kopi panas. Tentu tempat itu harus disediakan oleh pemerintah secara gratis. Di taman bacaan itu saya berharap membaca buku-buku baru atau bahkan buku-buku lama yang sudah kumal sampulnya.

Saya juga berharap membaca koran usang terbitan puluhan tahun lalu. Di sana kemudian banyak orang akan berdiskusi tentang banyak hal mengenai pembangunan bangsa ini. 

Taman bacaan adalah tempat bertengkar kemampuan intelektual berbasis riset pustaka dari buku-buku tersebut. Bukan pertengkaran phisik yang selama ini terjadi yang hampir memecah belah bangsa kita.

Semoga kita dan bangsa kita mau belajar dari bangsa lain. Mencintai membaca untuk pembangunan bangsa Indonesia sekarang dan masa depan. Memulai dari hal yang sederhana "Merawat Taman Bacaan" di rumah kita, di dekat pasar, di kantor, ataupun di sudut kelurahan yang sering kita kunjungi.

Semoga bangsa kita mencintai buku dan mecintai membaca.

Bangka 3 A No. 62

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun