Mohon tunggu...
Mas Gagah
Mas Gagah Mohon Tunggu... Dosen - (Lelaki Penunggu Subuh)

Anak Buruh Tani "Ngelmu Sampai Mati"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Generasi Budaya "Gobag Sodor" Tahun 90-an

27 September 2018   17:14 Diperbarui: 27 September 2018   17:23 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://priyosport07.wordpress.com

Malam Bulan Purnama Tahun 90-an, Belum Ada Listrik

Jaman sudah berkembang sedemikian rupa. Sehingga semua serba berubah. Jika tidak berubah maka akan tertinggal. Meskipun perubahan tersebut terkadang menjadi paradoks. Perubahan budaya misalnya, belum tentu meubah masyarakat menjadi lebih baik.

Budaya masyarakat yang milenialis telah masuk pada ruang-ruang budaya Indonesia. Ada dua kategori pengguna media yaitu immigrant digital dan native digital. Jika menggunakan kategori ini maka saya disebut sebagai immigrant digital. Yaitu orang yang hidup melintasi budaya dua zaman yaitu zaman sebelum listrik ada dan melintasi zaman setelah media digital hadir.

Budaya yang telah saya lewati adalah budaya Gobag Sodor dan sekarang Budaya Milenialis. Ada perbedaan luar biasa dari dua budaya ini. Budaya milenialis telah menggeser budaya Gobag Sodor. Budaya milenial terkadang membuat semua kehidupan serba cepat.

Budaya Gobag Sodor ini ada pada waktu kecil. Pada tahun 90-an inilah di kampung saya Gunung Kidul Yogyakarta belum ada listrik. Penerangan hanya menggunakan Lampu Petromax atau Lampu Sentir. Permainan Gobag Sodor ramai pada saat bulan purnama. Listrik pada zaman itu hanya sebuah mimpi yang tidak akan kami mengerti bagaimana bentuknya.

Kami pada tahun itu menamakan permainan itu "Gobag Slodor" dan bukan "Gobag Sodor". Dialek yang seperti itu, ataukah memang itu salah pemahaman saya pribadi. Intinya, permainan itu membudaya pada masa kecil kami di tahun 90-an.

"Permainan Gobag Sodor sangat terkenal di wilayah Pulau Jawa. Banyak yang mengatakan bahwa permainan ini berasal dari Yogyakarta. Nama Gobag Sodor berasal dari kata Gobag dan Sodor. Kata Gobag artinya bergerak dengan bebas dan sodor artinya tombak." (https://kissparry.com)

Pada bulan purnama itulah saya dan teman-teman bermain di luar rumah. Menyambut terang bulan dengan permainan Gobag Sodor. Saya sendiri tidak terlalu ingat sistem permainannya. Tetapi pada waktu itu hubungan sosial di bawah Bulan Purnama terjalin sangat erat.

Anak-Anak Sosial dari Gawai

Tetapi saat ini Budaya Gobag Sodor telah digantikan dengan budaya bermedia sosial. Permainan anak-anak yang membentuk ikatan sosial hampir jarang ditemui. Anak-anak akhirnya memiliki dunianya sendiri yaitu di depan gawai.

Ikatan sosial antar anak itu silang begitu saja. Sebabnya adalah setiap hari mereka hanya berteman dengan gawai. Mereka hidup dalam serba informasi tetapi minus ikatan sosial. Mereka memiliki teman, tetapi teman-teman yang anonim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun