Mohon tunggu...
Mas Gagah
Mas Gagah Mohon Tunggu... Dosen - (Lelaki Penunggu Subuh)

Anak Buruh Tani "Ngelmu Sampai Mati"

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Era Jokowi dan Prabowo Selesai, Saatnya Tokoh Muda Memimpin

2 Juli 2018   21:12 Diperbarui: 2 Juli 2018   21:29 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Dokumen Pribadi diolah dari berbagai sumber)

Jika anda pencinta sepak bola tentu saja hari ini masih mengikuti oasenya. Siapa tim yang tumbang dan siapa tim yang dianggap perkasa. Melihat perang di rumput sepakbola Piala Dunia di Rusia, bukan popularitas pemain tua yang menjadi kunci kemenangan. Tetapi munculnya pemain muda di bawah usia 19 tahun justru menggebrak riuhnya pesta piala dunia di Rusia kali ini.

Era Messi dan Era Ronaldo sudah selesai, mereka harus pulang kampung. Mengakhiri legenda sepakbola dengan kekalahan di piala dunia 2018. Itulah sepakbola, kemenangan ternyata bukan ditentukan oleh figur tokoh, tetapi ditentukan oleh kemenangan tim.

Sebuah artikel di Koran Tempo menuliskan kisah tragis dua bintang dunia ini yaitu Messi dan Ronaldo. Tempo menuliskan artikel dengan judul "Akhir Pahit Dua Bintang". Pada sebuah paragraf artikel ini menyentil Messi dengan Ronaldo dengan kalimat "Sayangnya, nama besar Messi dan Ronaldo tak lakuk di Piala Dunia. Kedunya seperti menjelma menjadi pemain medioker jika tampil membela Argentinga dan Portugal dalam turnamen empat tahunan itu". (Tempo: 2 Juli 2018).

Argentina memiliki nama besar Messi dan Portugal memilki nama besar Ronaldo. Tetapi nama besar itu tidak membawa dua negara itu maju pada babak 8 besar. Justru seorang pemuda berusia 18 tahun yang kini menjadi bintang. Dia adalah Kylan Mbappe dengan gemilang menalukkan hati para penggila sepak bola di seluruh dunia.

Mbappe adalah sebuah sebuah nama yang hadir untuk menggusur dominasi kaum tua. Dalam bahasa yang sederhana kaum tua harus pensiun dan harus diganti dengan kaum muda yang lebih produktif dan visioner. Piala dunia ini kemudian membuktikan bahwa pemuda selalu hadir di tengah kejumudan situasi yang membosankan. Kehadiran Mbapee menjadikan perebutan piala dunia semakin menggairahkan.

Kehadiran Mbapee ini bisa kita analogikan dalam pentas demokrasi Indonesia kali ini. Kaum tua harus sudah sadar diri, saatnya kaum muda yang memimpin. Kaum muda memiliki visi dan misi yang lebih terbarukan dari pada kaum tua. Kaum muda saat ini lebih mengerti tentang bagaimana menjadikan bangsa Indonesia bisa bersaing di tingkat global.

Menariknya adalah kehadiran Emil Dardak sebagai pemenang dipilgub Jawa Timur. Saya meyakini bahwa kemenangan Khofifah justru sebagian besar diperoleh dari kemampuan Emil Dardak dalam menggaet kaum muda. Emil Dardak yang telah bergelar P.Hd ini mampu membius masyarkat dengan gaya milenal pada saat debat terbuka melawan Gusi Ipul dan Puti Guntur Soekarno Putri. Meminjam kemunculan Mbapee, maka Emil Dardak merupakan representasi kemunculan pemuda sebagai pemimpin baru di Indonesia.

Emil Dardak bukan siapa-siapa, dia hanyalah salah satu dari ribuan pemuda Indonesia yang ingin meubah kondisi bangsanya. Kepemimpinan bangsa ini telah lama dikuasai oleh kaum tua yang belum mampu membawa bangsa Indonesia ke arah lebih baik. Kaum tua seakan menjadi representasi hegemoni kekuasaan, bahwa mereka harus tetap berkuasa meskipun sudah ringkih.

Selain Emil Dardak ada Ridwan Kamil yang menjadi representasi dari kaum muda. Ridwan Kamil mengalahkan para pesaingnya yang rata-rata dari golongan tua. Meksipun dalam beberapa waktu banyak propaganda yang hendak memperburuk citra Ridwan Kamil, tokoh ini tetap memenangi pilkada Jabar.

Ridwan Kamil dikenal sebagai tokoh muda milenial yang berawal dari Bandung. Latar belakang pendidikan Kamil juga seorang arsitektur bukan dari politisi. Hal ini mengindisikan, bahwa anak muda dari latar belakang pendidikan apapun bisa memimpin negara kelak. Yang diperlukan adalah visi dan misi transmormatif yang akan membawa bangsa ini pada kemakmuran bersama.

Pada pemilu kada jakarta sebelumnya memunculkan dua nama tokoh muda yaitu Anis Baswedan dan Sandiaga Uno. Anis dikenal sebagai tokoh penggerak pendidikan Indonesia. Beberapa tahun terakhir dia mendirikan komunitas Indonesi mengajar. Anis merupakan tokoh pemuda yang memiliki visi dan misi tentang pembangunan pendidikan Indonesia. Saat ini Anis Baswedan digadang-gadang sebagai penantang Joko Widodo di pesta demokrasi Indonesia tahun 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun