Pencarian Tim SAR gabungan berlayar mencari penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danua Toba, Simalungun, Sumatra Utara. Sementara keluarga korban menanti kabar di Pelabuhan Tigaras, Jumat (22/6). Hingga hari keempat tenggelamnya KM Sinar Bangun pada senin (18/6) sedikitinya 184 penumpang masih hilang. (Sumber: Republika 24 Juni 2018)
Hari ini ini di tengah bangsa kita sedang ramai memperbincangkan perhelatan sepak bola di Rusia. Sampai hari ini juga media massa di Indonesia masih memberitakan pencarian Korban Tenggelamnya KM Sinar Bangun.
Tulisan ini sebenarnya tidak bediri sendiri. Apa yang dituliskan diartikel ini adalah elaboriasi dua tulisan yang saya baca dari Koran Republika 22 Juni 2018. Tulisan pertama membahas tentanga piala dunia dari sudut pandang kekalahan Argentina yang dibantai oleh Kroasia dengan judul "Mereka Dikecewakan Si Kutu".
Tulisan kedua adalah membahas tentang bobroknya sistem Pelayaran Indoneseia dengan judul artikel "Revitaliasi Pelayaran Rakyat". Tulisan ini melihat dari sudut pandang kegagalan bangsa Indonesia dalam menciptakan Pelayaran Rakyat yang gagal.
Apakah Messi Goblok?
Pada tulisan pertama melihat kekalahan Argentina dari sudut pandang Kecewaan yang ditumpahkan pada sosok Messi. Bisa jadi, semua rakyat Argentina juga sampai saat ini menumpahkan kekesalan atas kekalahan pada Messi. Apa yang luput dari kondisi ini?
Kita semua menyadari bahwa sepak bola bukanlah permainan individu. Sepanjang sejarah setiap pecinta sepak bola mengetahui bahwa ada banyak pihak yang terlibat dalam sebuah organisasi bernama sepak bola. Artinya, untuk meraih kemenangan di Piala dunia membutuhkan banyak tangan.
Sebelum Argentina bermain seluruh masyarakat dunia justru memuat kultus pribadi pada sosok Messi. Masyarat menganggap Messi sebagai legenda sepak bola hidup yang tanpa cela. Tim sepak bola Argentina hanya dilihat dari sudut pandang kehebatan Messi dalam mengocek di kulit bundar.
Pada saat pertandingan bola dimulai jutaan pasang mata tertuju pada Messi. Mereka dan saya sebagai penulis menjadi lupa bahwa permainan sepakbola adalah kerja tim. Penonton seakan lupa bahwa selain Messi ada pemain-pemain lain yang  berlari untuk memecahkan gol. Dengan kondisi itu justru membuat mental Messi yang diharapkan menjadi pahlwan menjadi shut down.
Hingga, saat Argentina dikalahkan Islandia, publik semakin lupa bahwa tim sepakbola Argentina bukan hanya Messi. Tetapi sungguh keterlaluan, kekalahan Tim Argentina itu semua ditumpahkan pada sosok Messi. Sang Legenda hidup ini disumpah serapah dan dianggap sebagai biang kerok kekalahan tim Argentina.
Bahwa Messi merupakan pemain terbaik dunia memang benar. Tetapi, selain Messi ada tim organisasi yang membawa Messi pada piala dunia ini. Kekalahan Argentina bukan kekalahan Messi, tetapi kekalahan bangsa Argentina. Tim organiasi itu pun merupakan esatefet dari para petinggi Argentina.