Selain dikenal sebagai penghasil kopi arabika terbaik dan berbagai komoditi hortikultura dataran tinggi, Kabupaten Aceh Tengah juga dikenal memilki potensi pengembangan ternak yang cukup potensial. Ratusan ribu ekor kerbau, berkembang dengan baik di “peruweren” (kandang ternak alami) yang tersebar di berbagai wilayah di daerah ini, begitu juga ternak sapi, juga berkembang cukup baik disini. Bahkan khusus untuk pengembangan ternak sapi, pemerintah kabupaten setempat sudah membangun dan mengembangkan 3 kawasan peternakan terpadu yang diberi nama KPT Ketapang I, II dan III yang berlokasi di kecamatan Linge. Tak hanya melalui pembangunan kawasan peternakan terpadu, di daerah ini juga berkembang peternakan rakyat baik yang dikelola secara perorangan maupun secara berkelompk.
Salah satu wilayah yang cukup potensial dalam pengembangan ternak, khususnya ternak sapi adalah kecamatan Jagong Jeget yang terletak di ujung barat kabupaten Aceh Tengah. Di kecamatan yang merupakan pengembangan wilayah eks pemukiman transmigrasi ini, potensi peternakan berkembang sangat baik, dan ternak yang dihasilkan dari daerah ini memiliki kualitas yang bagus karena memang dipelihara secara intensif. Beberapa kali, ternak sapi milik para petani di wilayah ini berhasi menjuarai kontes ternak di tingkat provinsi Aceh, ini menunjukkan bahwa pengembangan ternak di wilayah ini berjalan dengan sangat baik karena mampu menghasilkan ternak-ternak berkualitas. Selain dikelola oleh perorangan, pengembangan ternak di wilayah ini juga dilakukan secara berkelompok.
Menelisik lebih jauh potensi pengembangan ternak di Jagong Jeget, ada satu kelompok tani ternak yang cukup berhasil dalam pengembangan ternak di kecamatan ini yaitu kelompok tani Giri Mulyo yang berlokasi di desa/kampung Paya Tungel. Puluhan ternak sapi Bali yang di pelihara oleh kelompok tani ini tumbuh dan berkembang sangat baik, karena memang dipelihara dan dirawat secara intensif dalam kandang-kandang permanen yang memenuhi syarat kesehatan ternak dan sistim asupan pakan yang berimbang. Keberhasilan kelompok tani ini, akhirnya dilirik oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh ebagai salah satu pilot project pengembangan ternak di provinsi Aceh.
Dengan bantuan stimulant dari BPTP Aceh, kelompok ini kemudian tidak hanya berfokus pada pengembangan ternak saja, namun juga mulai mengaplikasikan teknologi berbasis ternak seperti pengembangan biogas, pakan ternak dan pemanfaatan limbah ternak menjadi pupuk organik serta Mikro Organisme Lokal (MOL) yang bisa digunakan sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT) pada berbagai tanaman. Kelompok ini juga sudah mampu membuat pestisida nabati ramah lingkungan yang berbahan dasar material organik sehingga aman bagi lingkungan dan tidak mencemari lingkungan.
![Gambar 2, Unit Pengolahan Biogas pada Kelompk Tani Giri Mulyo (Doc. FMT)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/10/10/unit-pengolahan-biogas-kelompok-tani-giri-mulyo-57fb23066e7e614d1023de94.jpg?t=o&v=770)
Setelah dibantu unit pengolahan biogas oleh BPTP Aceh dua tahun yang lalu, kelompok Giri Mulyo sudah dapat menikmati hasil dari kerja keras mereka. Gas bio yang berasal dari pengolahan limbah ternak, sudah bisa mereka manfaatkan sebagai pengganti bahan bakar untuk keperluan rumah tangga para anggota. Sebuah keuntungan berganda tentunya, selain limbah ternak yang dihasilkan oleh ternak mereka tidak lagi terbuang kemana-mana dan menggangu kebersihan lingkungan, mereka juga bisa menghemat pengeluaran karena untuk keperluan memask, mereka tidak lagi bergantung kepada gas elpiji atau bahan bakar minyak.
Merasa bahwa apa yang mereka upayakan selama ini melalui pengelolaan biogas, sangat bermanfaat bagi anggotanya, tahun ini Wahyu dan kawan-kawan mulai mengembangkan unit biogas mini secara swadaya, dan ujicobanya menunjukkan hasil positif, karena unit pengolahan biogas yang mereka buat secara swadaya ternyata juga berhasil seperti unit pengolahan sebelumnya yang dibantu oleh BPTP Aceh. Ini semakin memacu semangat mereka untuk terus mengembangkan unit-unit pengolahan biogas selanjutnya secara swadaya, apalagi semua anggota kelompok sangat mendukung upaya ini. Kebersamaan dan kekompakan antar anggota kelompok memmang sangat terlihat kental dalam kelompok yang beranggotakann para petani yang juga merangkap seagai peternak ini.
Pengelolaan unit pengolahan biogas yang dilakukan oleh kelompok tani Giri Mulyo ternyata tidak hanya menghasilkan gas bio yang dapat mereka manfaatkan untuk keperluan sehari-hari mereka, namun juga mampu menghasilkan produk sampingan lainnya yang juga bermanfaat untuk menunjang kegiatan usaha tani mereka. Selain gas bio, unit pengolahan biogas juga dapat menghasilkan pupuk organic baik dalam bentuk padat maupun cair yang memilki kandungan unsur makro dan mikro nyaris menyamai produk pupuk organik yang dihasilkan oleh pabrik. Dari produk pupuk cair inipun para anggota kelompok tani juga memperoleh keuntungan, tidak perlu lagi membeli pupuk untuk menunjang kegiatan usaha tani mereka, karena selain beternak, mereka juga melakukan aktifitas usaha tani lainnya seperti petani lainnya yaitu berkebun kopi dan menanam komoditi hortikultura.
![Gambar 3, Aktifitas kelompok tani Giri Mulyo membuat pupuk dan pestisida organik (Doc. FMT)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/10/10/aktivitas-kelompok-tani-giri-mulyo-membuat-pupuk-dan-pestisida-organik-57fb233d537a61f811ab7e81.jpg?t=o&v=770)
Pertanian organic yang kini mulai menjadi tren di kalangan petani memicu peningkatan permintaan pupuk dan perangsang tumbuh organic. Peluang ini juga akhirnya “ditangkap” oleh kelompok tani ini. Memanfaatkan limbah pertanian yang banyak terdapat di sekitar lahan pertanian mereka, kelompok ini mencoba membuat Mikro Organisme Lokal (MOL) cair yang berfungsi sebagai nutrisi atau suplemen tambahan untuk merangsang pertumbuhan tanaman. Di pasaran, produk MOL ini cukup mahal, namun kelompok tani ini mampu menyiasatinya dengan membuatnya sendiri, dengan demikian para anggota tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan sehingga biaya produksi usaha tani mereka bisa di tekan dan tentu saja keuntungan dari usaha tani mereka bisa bertambah.
![Gambar 4, Sampel Pupuk dan Pestisida Organik yang diproduksi oleh kelompok tani Giri Mulyo (Doc. FMT)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/10/10/pupuk-organik-mol-dan-pestisida-nabati-hasil-produksi-poktan-giri-mulyo-57fb23b58723bdc4123b86b4.jpg?t=o&v=770)