Tanpa dinyana, buah nanas yang selama ini dibudidayakan di wilayah Kecamatan Pegasing Aceh Tengah, langsung unjuk kualitas dalam ajang bergengsi berskala nasional. Dalam ajang Kontes Hortikultura Nusantara yang digelar dalam rangka pelaksanaan event Pekan Nasional (PENAS) XV Petani Nelayan di Provinsi Aceh pada tanggal 6 – 11 Mei 2017 yang lalu, nanas pegasing langsung menyabet gelar juara 2 untuk kategori buah nanas Nusantara.
Komoditas buah unggulan Dataran Tinggi Gayo yang baru pertama kali diikutsertakan dalam kontes tersebut mampu bersaing dengan nanas dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, nanas pegasing mampu bersanding dengan nanas dari Kabupaten Kuta Kartanegara yang meraih juara pertama dan menyisihkan nanas dari Kabupaten Purworejo yang meraih juara 3.
Siapa yang pertama kali mengembangkan komoditas nanas (Ananas comossus L) di Kecamatan Pegasing ini, tidak ada yang tahu persis, tapi komoditas ini sudah mulai dikembangkan oleh para petani di daerah ini sejak tahun 1980-an yang lalu. Konon menurut penuturan beberapa orang petani, tanaman nanas yang bibitnya berasal dari Bogor ini pertama kali dikembangkan di wilayah Pegasing oleh beberapa orang guru Sekolah Menegah Teknologi (SMT) Pertanian Pegasing (kini berubah menjadi SMK Negeri 2 Takengon) yang kebetulan berasal dari daerah Jawa Barat. Setelah berkembang di komplek SMT Pertanian, kemudian banyak petani yang tertarik untuk menanamnya di lahan milik mereka, masih di wilayah Kecamatan Pegasing.
Hamparan lahan dengan jenis tanah gembur berpasir yang banyak terdapat di seputaran Desa/Kampung Kayu Kul, Kayu Mi, Blang Bebangka, Simpang Kelaping, dan beberapa kampung lainnya di Kecamatan Pegasing, memang sangat sesuai untuk syarat tumbuh tanaman nanas. Berada pada ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut, wilayah Kecamatan Pegasing memang cocok untuk pengembangan komoditas buah berjambul ini. Karena pusat pengembangan nanas ini berada di Kecamatan Pegasing, nanas yang berasal dari daerah ini kemudian dikenal dengan nama nanas pegasing.
Saat ini luas areal pertanaman nanas di kecamatan Pegasing sekitar 670 hektar. Jenis nanas yang ditanam oleh kebanyakan petani adalah jenis Cayyene yang memiliki ciri daun lurus tanpa duri, bentuk buah panjang agak membulat, warna kulit buah hijau kekuningan dengan mata besar, ukuran buah rata-rata besar, rasanya manis segar dan sedikit asam, nyaris tanpa serat, berair dan aromanya khas. Nanas pegasing nyaris berbuah sepanjang musim sehingga bisa diperoleh kapan saja. Untuk pasar lokal, nanas pegasing dijajakan di sepanjang jalan utama Takengon – Isaq – Blang Kejeren yang melintasi kawasan Pegasing.

Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau. Untuk sebuah nanas ukuran besar yang sudah dikupas dan dipotong-potong dadu plus bumbu kacangnya, pengunjung cukup merogoh 20 – 25 ribu rupiah dan sudah bisa dinikmati berdua atau bertiga. Sementara untuk buah utuh yang bisa dibawa untuk oleh-oleh, harganya berkisar antara 10 – 15 ribu rupiah per buah, tergantung ukurannya. Buah-buah nanas yang dijajakan di sini, rata-rata sudah masak di pohonnya, jadi rasanya dijamin manis.
Di pasar-pasar tradisional di seputaran Kota Takengon, nanas pegasing juga mudah didapati hampir di semua sudut pasar. Buah nanas yang tidak tertampung di pasar lokal sebagian besar kemudian dikirim ke luar daerah, terutama Kota Banda Aceh dan Medan. Banyaknya kios rujak yang menjamur di sepanjang jalan lintas Banda Aceh – Medan juga merupakan pangsa pasar bagi nanas pegasing ini.

Penasaran dengan nanas juara ini? Silakan kunjungi daerah Pegasing di Kabupaten Aceh Tengah. Lokasinya tak jauh dari pusat Kota Takengon dan sangat mudah diakses dari berbagai arah dengan kondisi infrastruktur jalan yang cukup baik. Pada bulan Maret dan Agustus, di sekitar sentra produksi nanas ini, setiap tahunnya digelar event pacuan kuda tradisional yang sudah menjadi agenda wisata tetap untuk menyambut ulang tahun Kota Takengon dan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Jika datang pada bulan-bulan tersebut, Anda dapat menikmati dua sajian wisata sekaligus menyaksikan pacuan kuda tradisional yang unik sekaligus menikmati voles nanas yang menyegarkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI