Belajar dari berbagai literasi, ia pun kemudian membuat sebuah green house sebagai tempat budidaya sayuran hidroponik tersebut.
Di samping itu dia juga menyiapakan puluhan kotak media pembibitan sayur yang bisa ditanam setiap hari di rakit hidroponiknya untuk menggantikan sayuran yang sudah dipanen.Â
Tidak ingin main-main dengan eksperimennya, Hamzah pun rela merogoh kocek lebih dari 20 juta Rupiah untuk membangun green house dan perlengkapannya.Â
Sebagai tenaga medis yang baham arti keamanan pangan, Hamzah juga memilih pola organik tanpa menggunakan material kimia sedikitpun dalam budidaya hidroponiknya, dia ingin memastikan bahwa sayuran yang diproduksinya aman untuk dikonsumsi.
Awalnya memang hanya sekadar menyalurkan hobi sekaligus memberi motivasi bagi lingkungannya, Hamzah sempat terkejut, ternyata hasil dari green house hidroponik yang dirintisnya sejak awal tahun 2020 itu diluar dugaannya.Â
Akhirnya dia pun mulai berfikir untuk memasarkan hasil pertaniannya tersebut, karena kalau hanya untuk memenuhi kebutuhan dapurnya masih banyak berlebih.
Tidak ingin menjual sayuran secara konvensional, Hamzah memilih memasarkan hasil kebun hidroponiknya secara semi online, dia menawarkan sayuran organiknya melalui media sosial, sekaligus mencantumkan nomor ponsel yang bisa dihubungi untuk memesan sayuran dengan sistem antar bayar tersebut.
Meski begitu, banyak juga pembeli yang langsung mendatangi kebun hidroponiknya untuk meembeli sekaligus melihat karya Hamzah yang di daerah ini masih tergolong baru.Â
Dengan label 'Gudang Sayur Organik Rahmawati Online' yang dikelola oleh isterinya Erna Zohara, A.Md.Keb, yang juga tenaga medis honorer di Rumah Sakit Umum setempat.Â
Di masa social distancing dan phyisical distancing seperti saat ini, pilihan Hamzah menjual produ pertanian organiknya secara online, sangatlah tepat.