Seorang pegiatan pertanian yang juga Kepala Balai Latihan Penyuluh Pertanian (BLPP) Aceh, drh. Ahdar, MP yang juga aktif di Forum Kakao Aceh menyampaikan bahwa pengembangan kakao dengan teknis budidaya yang baik dan dilakukan secara terpadu, bisa menjadi salah satu pendukung pengembangan agrowisata.
"Pemerintah Aceh dan pemkab Aceh Besar sudah mencanangkan bahwa kawasan Saree dan Lembah Seulawah pada umumnya sebagai destinasi agrowisata, keberadaan lahan pengembangan kakao yang ditata dengan baik, juga akan menjadi daya tarik pengunjung, apalagi kalau dilengkapi dengan unit prosesing atau pengolahan hasil kakao seperti Socolate di Pidie Jaya, tentu akan lebih menarik perhatian pengunjung" ungkap Ahdar.
Meski termasuk acara 'formal' yang dihadiri oleh kalangan pejabat dan orang-orang penting, acara duek pakat ini terlihat unik, karena digelar di alam terbuka, beralaskan tanah dengan rerimbunan pepohonan disekeliling balai pertemuan yang sehari-hari digunakan untuk musyawarah petani kakao di seputaran Saree dan Lembah Seulawah, Aceh Besar ini. Acara 'serius' inipun akhirnya berjalan dengan santai, namun tetap menghasilkan kesepakatan-kesepakan dan masukan yang sangat bermanfaat bagi pengembangan kakao di Aceh. Untuk mencapai hasil optimal, ternyata tidak selalu dibutuhkan fasilitas mewah sekelas hotel berbintang, karena dari tempat sederhana seperti inipun, bisa dihasilkan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi banyak orang. Â Suasana alami seperti ini justru mampu melahirkan berbagai inspirasi dan tentu saja jauh menghemat anggaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H