Berwisata bagi petani, mungkin sesuatu yang "mahal" dan langka, karena kesibukan mereka menggarap dan mengurus lahan pertanian mereka, membuat mereka jarang sekali dapat menikmati liburan, apalagi dengan mengunjungi lokasi wisata. Tapi bagi petani kopi arabika di Dataran Tinggi Gayo, terutama mereka yang tergabung dalam koperasi pengekspor kopi, sepertinya sudah ada agenda tahunan bagi mereka untuk menikmati liburan tahunan yang difasilitasi oleh koperasi di mana mereka bernaung.
Setiap tahun, mereka diberi kesempatan untuk refreshing menghilangkan kepenatan mereka mengurus kebun kopi mereka. Menikmati perjalanan dengan pesawat udara dan mengunjungi berbagai obyek wisata di Pulau Jawa, seolah sudah menjadi agenda rutin bagi para petani kopi Gayo ini. Dari segi ini, boleh dibilang, petani kopi Gayo adalah petani-petani yang sudah mapan dan tergolong sejahtera, karena produk yang mereka hasilkan kini sudah merajai pangsa pasar kopi dunia yang secara otomatis mampu meningkatkankan kesejahteraan mereka,
Salah satu koperasi pengekspor kopi yang sampai saat ini terus eksis membina dan menfasiltasi pemasaran kopi arabika yang dihasilkan oleh petani di Dataran Tinggi gayo ini ini adalah Koperasi Ketiara. Di bawah manajemen seorang perempuan Gayo yang cerdas dan gesit bernama Rahmah, para petani yang bergabung dalam koperasi ini, sudah sangat menikmati keuntungan mereka bergabung dengan wadah ekonomi kerakyatan ini. Selain kopi arabika yang mereka hasilkan dari kebun-kebun mereka terjamin pemasarannya dengan harga wajar, mereka juga dapat menikmati keuntungan lain, yaitu mendapatkan bonus jalan-jalan, setahun sekali.
Ada yang istimewa pada tahun ini, kalau tahun-tahun sebelumnya para petani diajak jalan-jalan ke Jawa dan Bali, kali ini 100 petani anggota Koperasi Ketiara yang terpilih secara bergiliran ini, mendapat kesempatan untuk menjejakkan kaki ke nagara tetangga Malaysia dan Singapura. Tentu ini sesuatu yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya, karena selama ini mereka hanya berkutat se seputaran kebun kopi di daerah berhawa dingin ini, tiba-tiba saja mereka bisa terbang ke mancanegara.
Menurut Ketua Koperasi Ketiara, Rahmah, petani kopi Gayo memang sekali-sekali perlu diajak untuk menambah wawasan mereka dengan melihat perkembangan pertanian di luar negeri, selain mereka juga butuh refreshing untuk menghilangkan kejenuhan mereka dari aktifitas rutin sehari-hari.
"Mereka sudah bekerja keras sepanjang tahun untuk menjaga kualitas kopi Gayo agar tetap menjadi kopi terbaik di dunia, kerja keras mereka perlu diberi apresiasi dengan sesuatu yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Itulah sebabnya pada tahun ini kami sengaja memabwa mereka ke Malaysia dan Singapura, selain untuk menambah wawasan mereka, juga sebagai wahana refreshing bagi mereka," tutur Rahmah yang Jum'at (29/9/2017) lalu tampil dalam acara Kick Andy Show.
Menurut Rahmah yang akrab disapa "Mak Bos" ini, seluruh biaya keberangkatan ke seratus petani kopi Gayo ini ditanggung oleh pihak koperasi dengan menyisihkan sebagian keuntungan koperasi pada tahun ini.
"Keuntungan yang diperoleh koperasi ini berasal dari para petani. Itulah sebabnya kami merasa berkewajiban untuk mengembalikan sebagian keuntungan koperasi ini kepada mereka, salah satunya dengan cara mengajak mereka berwisata seperti ini," sambung Mak Bos.
Mendapat kesempatan mahal seperti ini, tentu tidak disia-siakan oleh para petani kopi itu, mereka sangat antusias mengikuti tur istimewa ini, bagi mereka ini merupakan hadiah terindah bagi mereka.
"Tidak pernah terbayangkan oleh kami yang sehari-hari hanya bergelut di bawah batang kopi, tiba-tiba saja kami bisa menginjakkan kaki di luar negeri, ini kesempatan mahal dan langka bagi kami," tutur Aman Zul, salah seorang dari seratus petani kopi Gayo itu.