Salah satu tolok ukur keberhasilan seorang penyuluh pertanian adalah ketika petani atau kelompok tani yang dibinanya berhasil dalam menjalankan aktifitas usaha taninya. Sebagai pendamping, pembimbing dan pembina petani, setiap penyuluh pertanian memang dituntut memiliki kemampuan untuk mengawal setiap kegiatan usaha tani yang dilakukan oleh para petani binaannya, sehingga mereka berhasil dalam usaha tani mereka. Meningkatnya produktivitas hasil pertanian yang bermuara pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani, menjadi tujuan utama dari tugas seorang penyuluh. Begitu juga dengan para petani atau kelompok tani, selama mereka mau menjalankan semua arahan dan bimbingan teknis yang dilakukan oleh para penyuluh, Insya Allah juga akan mendapatkan hasil memuaskan dari kegiatan usaha tani mereka.
Sinergi yang baik antara penyuluh pertanian dengan para petani, merupakan kunci dari keberhasilan sebuah aktifitas usaha tani. Keakraban penyuluh dengan para petani saat melaksakan pembinaan dan penyuluhan di lapangan, akan memudahkan para penyuluh mentransfer pengetahuan dan keterampilan mereka di bidang pertanian kepada para petani.Â
Begitu juga dengan para petani, hubungan interaktif yang baik dengan penyuluh juga akan berdampak pada peningkatan produktivitas hasil pertanian mereka. Ada semacam "simbiosis mutalisma" antara penyuluh dengan petani, para penyuluh yang berhasil membina pra petani binaan mereka, akan mendapatkan penilaian kinerja baik yang akan menunjang karir kepenyuluhan mereka, sementara petani yang mampu mengadopsi pengetahuan dan keterampilan dar para penyuluh juga akan meningkat pendapatan dan kesejahteraan mereka.
Hubungan kerjasama yang baik antara penyuluh dengan petani seperti ini, sudah lama ditunjukkan oleh para penyuluh pertanian yang bertugas di Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah. Nuansa kekeluargaan yang kental, selalu terlihat ketika para penyuluh itu berada ditengah-tengah para petani yang menjadi binaan mereka. Begitu juga dengan para petani, mereka sudah menganggap para penyuluh itu sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka.
Seperti yang terjadi di kawasan pertanian Pantan Terong, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, Minggu (6/8/2017) kemarin. Keharmonisan jelas terlihat ketika para penyuluh pertanian, bukan hanya dari BPP Bebesen yang nota bene sebagai "pemilik" wilayaah bianaan di kawasan tersebut, tapi para penyuluh yang bertugas di BPP lainnya juga turut larud dalam kebersamaan bersama para petani disana. Adalah Safriga atau yang dikenal dengan panggilan Riega, seorang petani muda yang eksis membudidayakan beberapa komoditi hortikultura seperti kentang, kol dan wortel di kawasan yang sekarang sedah menjadi lokasi agrowisata tersebut.
Hari Minggu kemarin, kebertulan lahan kentang milik Riega telah memasuki masa panen untuk kesekian kalinya, diapun mengundang para penyuluh pertanian yang selama ini memang cukup dekat dengannya untuk ikut menyaksikan panen kentangnya. Meski hari libur, tapi itu tidak menghalangi para penyuluh pertanian seperti Athaullah, Saprin Zailani, Sadarmi dan Anugrah Fitradi untuk memenuhi undangan sang petani. Tak sekedar "menonton" panen kentang, tapi para penyuluh itu juga ikut terjun mengorek tanah dan mengumpulkan umbi-umbi kentang di lahan seluas 0,5 hektar yang selama ini menjadi tumpuan Riaga dalam menjalankan aktifitas usaha taninya.Â
Tidak ada raut keterpaksaaan, ketika para penyuluh yang sebagian diantaranya bukan penyuluh yang bertugas di wilayah itu, ikut mengotori tangan mereka dengan tanah untuk memanen kentang di lahan tersebut. Mereka tetap terlihat ceria, meski keringat mulai membasahi tubuh mereka, diiringi canda-canda ringat, suasana panen kemarin begitu terlihat gembira dan menyenangkan.
Tak hanya itu, para penyuluh itu juga ikut membantu mengangkut ketang dengan cara dipanggul sampai ke pinggir jalan yang kebetulan tidak begitu jauh dari lahan kentang itu. Sepertinya beban karung berisi kentang seberat 25 kilogram itu tak terasa membebani pundak mereka, meski mereka sudah mengangkatnya beberapa kali bolak balik.
Senyum ceria jelas tergambar di wajah Riega, meski pada masa pemeliharaan tanaman kentangnya, kemarau sedang melanda, tapi dia tetap bersyukur, hasil panen kentang kali ini tetap memuaskan, meskipun sedikit menurun dari hasil panen sebelumnya. Kegembiraan bukan cuma milik Riega dan keluarganya, tapi juga terpacar di wajah para penyuluh yang ikut membantu proses panen hari itu.Â
Sebersit rasa bangga melintas di wajah mereka, karena mereka telah berhasil melaksanakan tugas kepenyuluhan mereka dengan baik, terbukti dengan berhasilnya usaha tani yang dilakukan oleh petani yang mereka bina. Kelelahan nyaris tidak terlihat, meski keringat terus mengucur saat mereka ikut membantu mengangkat karung-karung berisi kentang itu sampai ke pinggir jalan, kegembiraan seakan menutupi rasa lelah mereka.