Penyuluh pertanian yang satu ini memang sangat kreatif, selain sukses membina dan menyuluh petani di wilayah binaannya, Kaslil “Penyuluh Secerdik Kancil” dari Kecamatan Lut Tawar, Aceh Tengah ini memang punya hobi mencoba hal-hal baru yang ternyata sangat bermanfaat, baik bagi dirinya maupun orang lain. Sukses memperkenalkan budidaya bawang merah dalam polybag (baca Budi Daya Bawang Merah dalam "Polybag" Tak Kalah Menguntungkan), dia masih terus melanjutkan kreativitasnya, masih terkait dengan bawang merah, komoditi yang menjadi “spesialisasi”nya.
Terinpirasi Kontes Hortikultura Nusantara yang digelar bulan Mei 2017 lalu, dimana dia juga berhasil memboyong gelar Juara 3 kategori bawang merah, Kaslil mencoba sedikit sentuhan seni dan kreativitasnya pada bawang merah yang baru saja dia panen. Awalnya Cuma iseng untuk mengisi waktu luangnya sambil menunggu waktu berbuka puasa, tapi ternyata keisengannya itu menghasilkan sesuatu yang menarik dan agak unik. Daun-daung bawang merah yang sudah mulai mongering, dia jalin menjadi satu berbetuk anyaman dengan berbagai model. Dengan kreativitas seperti itu, bawang merah miliknya jadi terlihat menarik, dan akhirnya mampu menarik minat pembeli yang mau membeli dengan harga lebih tinggi.
“Kalau hanya dengan penampilan biasa, kan sama saja dengan yang dijual di pasar, nggak ada daya tariknya, kalau dengan tampilan seperti ini, pembeli pun tidak segan untuk membeli dengan harga yang lebih tinggi, karena penampilannya jadi lebih menarik, bisa jadi pajangan di dapur, menjual produk pertanian ternyata juga butuh sedikit sentuhan seni” kilahnya sambil tersenyum.
“Setiap untaian berisi satu kilogram, kalau yang double 2 kilogram, saya pasang harga 20 sampai 25 ribu per kilogram, mereka nggak nawar lagi, mungkin mereka bukan sekedar butuh bawang merahnya, tapi juga tertarik dengan penampilannya, padahal kalau di pasar harganya hanya sekitar 15 ribu per kilogram” ungkap Kaslil.
Kedepan dia suadah berencana untuk mengajarkan kreativitas seperti ini kepada para petani bawang merah binaanya, dengan penampilan menarik seperti itu, baeang merah bisa jadi produk oleh-oleh bagi para wisatawan yang berkunjung ke daerah ini.
“Daerah kita kan daerah tujuan wisata yang banyak dikunjungi wisatawan dari luar daerah, saya optimis bawang merah dengan tampilan seperti ini akan menarik perhatian pengunjung untuk dijadikan oleh-oleh, ini bisa jadi peluang untuk meningkatkan pendapatan petani, kebetulan wilayah binaan saya ini merupakan lintasan wisatawan yang mengunjungi Danau Laut Tawar, apalagi daerah ini juga merupakan sentra produksi bawang merah, kalau Brebes bisa, kenapa kita tidak?” lanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H