Bagi masyarakat Gayo yang mendiami kabupaten Aceh Tengah, Danau Laut Tawar merupakan berkah luar biasa, karena selain menyajikan pemandangan indah yang menarik wisatawan, danau seluas lebih dari 570.000 hektare itu juga memberi kehidupan bagi warga yang tinggal di sekeliling danau berair jernih itu. Ratusan nelayan tradisional, setiap hari menangguk rejeki dari danau ini, karena danau ini menyimpan potensi perikanan yang nyaris tidak pernah terputus ari waktu ke waktu. Berbagai jenis ikan endemik seperti Depik (Rasbora Tawarensis), Ikan Pedih/Gegaring (labeobarbus ambrodes), Ikan Peres (Ostechillus hasetti), Keperas/Kawan (Puntius tawarensis), Jejolong, Lembeduk dan lain-lainnya, berkembang sangat baik di danau ini. Begitu juga ikan budidaya seperti Ikan Mas (Cyprinus carpio), Mujahir (Oroechromis mozambiques), Nila (Oreochromis nilocothis), Udang Lobster dan Lele (Clarias gariepinus), juga sudah lama mendiami danau kebanggaan masyarakat Gayo ini. Ini tentu sebuah potensi ekonomi yang bisa menjadi sumber pendapatan dan kelangsungan hidup bagi masyarakat yang berada di sekeliling danau, semua itu benar-benar rahmat dari Tuhan yang sangat tidak ternilai harganya.
Potensi wisata alam Danau Laut Tawar sendiri merupakan somber daya alam terbarukan yang mampu menjadi pundi-pundi devisa bagi kabupaten Aceh Tengah, apalagi keindahan danau ini, kini juga didukung oleh potensi sumberdaya perkebunan yang kini jadi primadona dunia, yaitu Kopi Arabika Gayo yang sekarang sudah diakui sebagai kopi terbaik di dunia. Menikmati secangkir kopi Gayo diiringi semilir angin yang bertiup sepoi di sela-sela batang-batang pinus di tepian Danau Laut Tawar, tentu merupakan sensasi tersendiri bagi wisatawan yang mengunjungi daerah ini. Tak heran jika jumlah wisatawan, baik lokal maupun mancanegara ke daerah ini, dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.
Tak hanya menyimpan potensi keindahan alam dan keragaman hayati perairan, sekeliling Danau Laut Tawar, khususnya yang ada pada jalur lingkar selatan dari Takengon sampai ke Bintang, ternyata juga menyimpan potensi lahan pertanian yang sangat subur. Awalnya daerah tepian danau ini hanya merupakan daerah rawa yang hanya ditumbuhi oleh prumpung/pelu (Cyperus compactus) yaitu sejenis tanaman berpembuluh mirip bambu yang biasa tumbuh di rawa-rawa dan nyaris tidak pernah dikelola untuk kegiatan produktif, hanya sebagian kecil saja yang sudah berfungsi sebagai lahan sawah. . Tapi seiring dengan perkembangan jaman, dimana tuntutan ekonomi semakin tinggi, masyarakat di kecamatan Lut Tawar dan Bintang yang mendiai kawasan pinggiran Danau Laut Tawar itu, mulai menggarap potensi yang ternyata sangat potensial untuk budidaya tanaman pangan dan hortikultura.
Kegigihan para penyuluh pertanian yang berada di kawasan pinggiran danau ini, yaitu BP3K Lut Tawar dan BP3K Bintang yang terus memberikan motivasi kepada petani untuk mengoptimalkan lahan di pinggiran daanu, telah merubah “wajah” pinggiran Danau Laut Tawar itu menjadi kawasan pertanian yang mampu menyajikan pemandangan “cantik”, selain mampu mendongkrak perekonomian masyarakat di sepanjang tepi danau yang terbentang tidak kurang dari 20 kilometer itu. Memasuki wilayah One-one, Pedemun, Toweren dan Rawe di kecamatan Lut Tawar, para wisatawan pengunjung danau akan dibuat terkesima dengan pemandangan asri dari lahan pertanian yang ada di tepian Danau Lut Tawar itu. Sekali tempo, para pengunjung akan diuguhi pemandangan hijaunya tanaman padi yang berjajar rapi di sawah. Dan pada waktu yang lain, para wisatawan akan dapat menikmati pemandangan hamparan padi yang mulai menguning, bersanding dengan hijaunya tanaman sayuran seperti bawang merah, kol, mentimun, tomat, sawi dan sebagainya. Perpaduan berbagai komoti pertanian itu, nyaris seperti lukisan alam tiga dimensi yang keindahaanya tidak bisa digambarkan oleh kata-kata.
Kedua penyuluh senior ini, telah mampu menggerakkan jajaran penyuluh pertanian di wilayah kerjanya untuk terus memberi motivasi kepada para petani untuk terus memanfaatkan potensi lahan yang ada di pinggiran danau itu untuk mendongkrak perekonomian mereka. Usaha mereka tidak sia-sia, para petani yang tergabung dalam kelompok tani, mulai menyadari bahwa lahan subur di pinggiran danau itu adalah potensi yang harus dimanfaatkan secara optimal. Berkat kesadaran dari petani itu pulalah, kini pemandangan di pinggiran Danau Laut Tawar semakin terlihat cantik, inilah mungkin yang disebut sebagai perpaduan antara wisata alam dengan wisata agro yang berada dalam satu tempat, tentu ini merupakan potensi wisata yang langka atau jarang dijumpai di daerah lain.
Mendekati pinggiran danau, para wisatawan akan dapat melihat langsung dari dekat, para petani yang sedanag melakukan budidaya berbagai komoditi pertanian di daerah itu. Bagi yang tertarik untuk membawanya sebagai oleh-oleh, bisa memperolehnya dengan hraga yang sangat murah, karena dibeli langsung dari petani di tempat budidayanya. Berbagai jenis sayuran seperti kol, tomat, bawang merah, bawang pree, timun, sawi hijau, sawi putih, timun dan lain-lainnya yang dihasilkan disini terlihat segar dan dijamin bebas pestisida maupun zat kimia berbahaya lainnya. Karena para petani disini juga sangat menyadari, penggunaan bahan kimia untuk usaha pertanian mereka, dalam jangka panjang akan dapat mencemari Danau Laut tawar, karena semua aliran air dari lahan pertanian tersebut bermuara ke danau itu. Itulah sebabnya, mereka berani menjamin bahwa produk pertanian yang mereka hasilkan benar-benar organik, karena hanya menggunakan bahan-bahan organik dalam budidayanya.
Tentu sesuatu yang jarang bisa kita peroleh di tempat wisata lainnya, menikmati pemandangan alam yang berpadu dengan wisata agro, serta bisa membawa oleh-oleh produk pertanian organik dalam keadaan fresh, adalah tren wisata sehat yang sangat bermanfaat bagi siapa saja. Pesona Danau Laut Tawar dan pesona wisata Dataran Tinggi Gayo, adalah magnet yang mampu menarik siapa saja untuk datang kesini, apalagi kalau wisatawan sudah menikmati aroma dan rasa khas dari kopi Gayo yang sudah kesohor itu, tentu akan menghadirkan kerinduan untuk kembali datang ke tempat yang menurut para wisatawan mancanegara, mereka sebut “a piece land of paradise” atau sepenggal tanah dari surga..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H