“Huh, sungguh manusia tidak adil, aku sudah capek-capek memelihara bungaku hingga menjadi buah, tapi dia senaknya saja memetik buah-buahku” gerutu pohon kacang panjang.
Sembari terus berbunga dan berbuah, kedua pohon itu terus tumbuh subur dan membesar. Pohon terong, meski batangnya tak begitu tinggi, tapi dia terlihat kokoh karena ditopang oleh akar dan batang yang kuat. Sementara pohon kacang panjang, meski batang dan daunnya rimbun serta menjulang tinggi, tetap saja dia bergantung pada kayu yang menjadi sandarannya.
Syahdan, suatu hari terjadilah hujan lebat disertai angin yang kencang, kayu penyangga pohon kacang panjang tak mampu lagi menahan terpaan angin kencang itu, karena dia juga cukup berat menahan batang kacang panjang yang tumbuh subur itu.
Akhirnya kayu itu roboh bersama batang kacang panjang yang menjalarinya. Pohon terong tidak begitu terpengaruh oleh angin kencang itu, karena batangnya yang tidak terlalu tinggi ditopang oleh akarnya yang kokoh, dia hanya bergoyang-goyang sedikit.
Pohon terong begitu terkejut ketika melihat tubuh temannya roboh bersama kayu penyangganya,
“Terong, tolong aku, bangunkan aku, aku ingin berdiri tegak kembali,” jerit pohon kacang panjang, tapi apa daya, pohon terong tidak mampu berbuat apa-apa, dia hanya ikut merasa sedih melihat nasib temannya itu,
“Maaf kawan, sebenarnya aku ingin sekali menolongmu, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa,” jawab pohon terong dengan sedihnya.
Hujan dan angin kencang sudah berhenti, pohon kacang panjang masih terlihat merintih menahan sakit karena beberapa hewan yang melintasinya, tanpa sengaja telah menginjak-injak tubuhnya yang kini teronggok di tanah.
“Tolong, tolong aku, aku mau bangkit dan berdiri lagi” ratap pohon kacang panjang lirih, kini dia mulai menyadari kalau kesombongannya selama ini, tidak ada artinya apa-apa,
“Terong, maafkan aku, selama ini aku yang selama ini sudah bersikap sombong kepadamu, sekarang akau sadar, tubuhmu yang kerdil ternyata lebih kokoh dibandingkan tubuhku yang tinggi menjulang,” iba si pohon kacang panjang,
“Sabarlah kawan, mudah-mudahan pak tani mau mengganti kayu penyanggamu, supaya kamu bisa berdiri tegak kembali” hibur si pohon terong.