Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Air Terjun Reje Ilang, Destinasi Wisata Alam di Tengah Kebun Durian

23 Februari 2016   09:41 Diperbarui: 23 Februari 2016   09:54 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gambar 1, Destinasi Wisata Alam Gayo, Air Terjun Reje Ilang (Doc. FMT)"][caption]Bagi para penggemar durian, menikmati buah dengan rasa dan aroma khas itu langsung di kebunnya tentu merupakan sensasi tersendiri, berbeda misalnya kalau membeli atau menikmatinya di pasar. Durian-durian yang jatuh dari pohonnya, pasti masaknya lebih sempurna dan rasa serta aromanya pasti berbeda dengan durian hasil peraman.

Bagi wisatawan yang pernah mengunjungi Dataran Tinggi Gayo, salah satu lintasan jalan yang akan dilalui adalah jalur yang menghubungkan kota Bireuen dengan kota Takengon, karena jalan tersebut merupakan jalur utama menuju wilayah Gayo. Melintasi jalur utama yang merupakan jalan nasional yang menghubungkan wilayah Gayo dengan kota besar Banda Aceh dan Medan ini, para wisatawan akan melintasi satu desa yang sudah sejak dulu dikenal sebagai sentra produksi durian di kabupaten Bener Meriah, salah satu kabupaten di Dataran Tinggi Gayo, desa itu bernama Timang Gajah. Melintasi daerah berjarak sekitar 65 kilometer dari Bireuen atau sekitar 35 kilometer dari Takengon, pada bulan-bulan ini, para pengunjung akan disuguhi pemandangan deretan pondok-pondok sederhana yang menjajakan buah berduri yang merupakan hasil kebun di daerah itu sendiri. Sambil menikmati buah durian, para pengunjung juga akan dapat melihat langsung hijaunya rerimbunan pohon-pohon durian dengan puluhan bahkan ratusan buah berduri bergelantungan disana.

[caption caption="Gambar 2, Nikmatnya pesta durian di tengah kebun (Doc. FMT)"]

[/caption]Di pondok-pondok terbuka yang berderet di sepanjang jalan di desa Timang Gajah itu, para penikmat durian bisa memilih jenis dan ukuran buah yang disukainya. Harga yang ditawarkan kepada pengunjungpun cukup “bersahabat”, untuk durian dengan ukuran sedang, harganya dipatok antara 10 – 15 ribu per buah, sedang untuk ukuran “jumbo” harganya juga tidak lebih dari 35 ribu per buahnya, jauh lebih murah dibandingkan dengan yang dijual di kota-kota besar. Kalau ingin harga lebih “miring”, pengunjung juga bisa membeli dengan sistim “tumpuk”, dimana setumpuk buah durian berisi 12 sampai 15 buah, bisa dibandrol dengan harga dua ratus ribuan. Bagi para pecinta durian, pada saat musim panen begini, desa Timang Gajah, boleh dibilang bisa jadi “surge” bagi para “penggila” durian.

Tak hanya menyajikan “wisata duren”, daerah sekitar tempat itu juga menyimpan potensi wisata alam yang luar biasa. Masih berada dikawasan kebun durian, tak jauh dari tempat para penjaja menjajakan buah berduri itu, sebuah pesona alam “tersembunyi” dibalik rerimbunyan pohon-pohon durian itu. Sebuah air terjun dengan air yang sangat jernih dan sejuk, beberapa tahun belakangan ini mulai “dilirik” oleh para wisatawan. Hanya berjarak sekitar lima kilometer dari pondok-pondok penjaja durian di pinggir jalan utama itu, air terjun yang oleh masyarakat setempat diberi nama Reje Ilang itu siap menyambut para wisatawan dengan keindahan kesejukan alam yang nyaris masih “perawan”.

Berada di desa Digul (nggak ada hubungannya dengan Boven Digul di Papua), air terjun Reje Ilang dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat maupun roda dua. Hanya butuh waktu sekitar lima menit dari jalan utama Bireuen – Takengon untuk bisa sampai ke desa Digul dengan kondisi jalan beraspal yang lumayan mulus. Dari desa Digul, para pengunjung bisa melanjutkan perjalanan menuju lokasi air terjun dengan kendaraan maupun jalan kaki, karena jaraknya juga tidak terlalu jauh. Jalanan desa yang sudah dilapisi rabat beton, memudahkan para pengunjung untuk sampai di lokasi wisata yang belum banyak dikenal ini.

Ada keunikan air terjun Reje Ilang yang mungkin tidak dimiliki oleh lokasi wisata air terjun di tempat lain. Kalau umumnya pengunjung air terjun hanya dapat menikmati pemandangan air terjun dari depan atau samping saja, air terjun Reje Ilang dapat dinikmati pengunjung dari semua sisi, baik dari depan, samping maupun belakang. Air terjun ini seolah sebuah pancuran raksasa yang bisa dikelilingi pengunjung dari semua sisi. Bagian belakang air terjun yang berupa gua kecil, menyediakan hamparan landai yang bisa dimanfaatkan pengunjung untuk menikmati air terjun dari sisi belakang.

Sejuk dan jernihnya air terjun Reje Ilang juga mengundang para pengunjung untuk mandi disitu, menikmati guyuran air terjun itu, apara pengunjung tersa sedang menikmati “pijat refleksi” alam, hempasan air yang jatuh dari ketinggian itu, terasa memija-mijat tubuh para pengunjung. Usia menikmati sejuknya air terjun, para pengunjung juga bisa kembali “memanaskan” badan dengan menikmati buah durian yang pada saat panen seperti ini, juga banyak dijajakan di sekitar lokasi wisata itu. Bagi penikmat kopi Gayo, juga tidak perlu repot-repot mencari kafe atau warung kopi, karena beberapa pedagang makanan dan minuman yang membuka “lapak” disekitar itu, sudah siap menyeduhkan kopi panas uat para pengunjung yang ingin menghangatkan badan setelah berbasah-basah kedinginan mandi di air terjun.

[caption caption="Gambar 3, Air terjun Reje Ilang, bisa dinikmati dari semua sisi (Doc. FMT)"]

[/caption]Sebagai destinisai wisata, air terjun Reje Ilang memang belum banyak dikenal, karena sampai saat inipun, lokasi wisaja alam yang dikelilingi hijaunya pepohonan durian itu masih dikelola “sekedarnya”. Para pemuda desa Digul yang kemudian mengelola lokasi wisata tersebut dengan fasilitas yang masih sangat terbatas, hanya tempat parkir saja yang sudah tersedia dengan lahan yang lumayan memadai, dengan tariff lima ribu rupiah untuk roda dua dan sepuluh ribu rupiah untuk roda empat, keamanan dan keselamatan kendaraan pengunjung cukup terjamin. Sementara untuk fasilitas kamar ganti dan toilet umum, masih terlihat seadanya. Begitu juga jalan menuju lokasi wisata itu, meski sudah lumayan baik, tapi belum ada pintu gerbang atau gapura yang menunjukkan bahwa ditempat itu ada lokasi wisata alam yang sangat mengagumkan, sebuah papan penunjuk sederhana, rasanya belum mampu mewakili keindahan alam yang tersembunyi disana. Begitu juga minimnya promosi dan publikasi tentang lokasi wisata ini juga membuat potensi wisata ini nyaris “terlambat” dikenal publik, baru beberapa media online lokal saja seperti LintasGayo.co dan media cetak lokal lainnya yang sudah beberapa kali “mengangkat” keberadaan lokasi wisata potensial ini lewat para jurnalisnya.

Dengan keunikan yang dimilikinya serta kemudahaan akses jalan menuju lokasi wisata tersebut, air terjun Reje Ilang sangat prospektif untuk dikembangkan sebagai salah satu destinasi wisata di dataran Tinggi Gayo. Lingkungan alam yang asri dan belum tercemar, merupakan nilai plus lokasi wisata alam ini. Tidak terlalu sulit untuk “menyulap” lokasi ini menjadi destinasi wiasata potensial, karena alam sudah menyediakannya, tinggal pengelolaan yang pembenahan saja yang diperlukan. Meski demikian, keseriusan dan sinergi semua pihak tetap diutuhkan untuk menjadikan kawasan wisata ini sebagai salah satau destinasi wisata andalan gayo. Jika ini bisa diwujudkan, bukan mustahil daerah Timang Gajah bakal berkembang sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di kabupaten Bener Meriah khususnya dan Dataran Tinggi Gayo pada umumnya. Pengembangan daerah wisata akan membuka peluang usaha biberbagai bidang seperti industri pangan olahan, bisnis kuliner tau rumah makan, jasa transportasi/travel, penginapan  dan sebagainya. Alam sudah menyediakan potensinya, tinggal membangkitkan kemauan dan kemampuan sumberdaya manusia untuk mengelolanya. Ternyata Gayo tak hanya megah dengan kopinya, tapi juga menyimpan pesona alam yang luar biasa, hampir di setiap sudut wilayahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun