Mohon tunggu...
Fathan Muhammad Taufiq
Fathan Muhammad Taufiq Mohon Tunggu... Administrasi - PNS yang punya hobi menulis

Pengabdi petani di Dataran Tinggi Gayo, peminat bidang Pertanian, Ketahanan Pangan dan Agroklimatologi

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kompasianer Spesialis Kari Kambing

7 Januari 2015   23:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:36 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya aku masih belum begitu pede menyebut diri sebagai seorang kompasianer, karena belum seumur jagung aku bergabung dengan kompasiana dan tulisan yang aku posting pun belum sebanyak biji jagung, tapi aku tetap merasa angga bisa bergabung dengan komunitas penulis (yang menurut mas Iskandar Zulkarnain) dari kalangan “orang-orang biasa”. Awalnya saya merasa ragu ketika “Tuan Datuk KrikoSyukri Muhammad Syukri mengajakku bergabung ke kompasiana, karena aku merasa tidak memiliki kapasitas menjadi seorang penulis, namun berkat spirit dari guru saya tersebut akhirnya aku memberanikan diri register ke Kompasiana, dan Alhamdulillah, ternyata sekarang aku sudah mulai bisa merasakan “nikmatnya” menulis, meski aku sadari sepenuhnya kalo tulisan-tulisanku belum isa dikategorikan sebagai “artikel

Melihat latar belakang para kompasianer senior seperti Iskandar Zulkarnain, Rahab Ganendra, Muhammad Armand, Mustafa Kamal, Al A’la Dzulkarnain dan tentu saya guru saya Syukri Muhammad Syukri, ternyata disamping memiliki kemampuan menulis yang handal, mereka juga punya keahlian lain diluar menulis, sebut saja sang Tuan Datuk Kriko, selain piawai menulis juga seorang barista handal.

Begitu juga aku, seorang kompasianer kelas pemula, juga mempunyai sedikit kemampuan yang untuk ukuran keluarga dan relasi sudah cukup terkenal ( he…he..he, ge er dikit ) yaitu jadi chef amatir untuk kuliner khas daerah seperti kari kambing, gulai itik, ikan asam pedas (masam jing), rendang, soto dan lain-lain. Dan khusus untuk kari kambing, itu masakan spesialisku, semua teman dan tetanggaku sudah mengakuinya, kata mereka masakan kari buatanku sangat enak dan berbeda dengan masakan kari lainnya, karena aku memang menggunakan resep yang agak berbeda dengan masakan yang di jual di warung-warung makan khusus kari kambing yang banyak tersebar di daerahku, dan tentu saja porsinya juga jumbo.

Ada tradisi yang agak unik di komplek tempat tinggalku, hampir sebulan sekali kami patungan untuk membeli kambing, tapi dengan syarat harus Fathan Muhammad Taufiq atau yang lebih dikenal sebagai Pak Arief (Arief adalah nama putra sulungku, dan di daerah tempat tinggalku, orang lebih suka memanggil seseorang dengan sebutan bapak dari anak pertama) yang jadi juru masaknya. Aku sih oke-oke saja, karena kari kambing adalah salah satu menu favoritku. Dengan racikan bumbu dan rempah 23 macam, jadilah menu masakan olahanku menjadi kari kambing special. Kepala Dinas Peternakan Drh. Rahmandi dan Kapolsek Pegasing AKP Suwarno yang kebetulan juga tetanggaku adalah pengemar fanatik masakan hasil karyaku itu.

Dari seekor kambing ukuran sedang, dapat ku hasilkan 30an porsi kari kambing ukuran jumbo, dan para penyandang dana pun merasa terpuaskan selera makannya. Satu kelebihan dari masakan olahanku (kata tetangga-tetanggaku) adalah tidak menyebabkan naik tensi,  mungkin karena bumbu masakan yang kaya rempah, itu salah satu yang menyebabkan para “kari kambing mania” seperti kecanduan dengan masakanku.

Begitu juga ketika ada acara akikahan di lingkungan kelargaku, pasti aku langsung dapat peran sebagai chef dadakan khusus untuk mengolah kambing akikah menjadi hidangan nan lezat beraroma kari.

Kebisaanku memasak kari kambing awalnya dari ketidak sengajaan, ketika aku makan kari kambing di salah satu restoran di Banda Aceh, aroma rempah dari masakan itu memang sangat menggugah selera. Tapi porsi restoran yang hanya cukup untuk “menggelitik” rongga perutku, membuatku ingin mencoba masakan itu sendiri agar lebih puas menikmatinya, dan hasilnya beberapa tetangga yang kubagikan kari kambing memberi apresiasi luar biasa, “masakan kari pak Arief luar iasa, lebih enak dari yang restoran” begitu rata-rata komentar mereka, itu yang embuat aku semakin pede memproklamirkan diri sebagai “chef spesialis kari kambing”. Aku sendiri nggak tau apa ada hubungan antara Kompasiana dengan Kari kambing, tapi yang jelas hobby ya ng satu ini selain menyenangkan, ternyata juga mengenyangkan, he….he…he

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun