Kelas “Bawel Nulis Novel” adalah kelas yang diselenggarakan oleh Akber Bogor. Kelas ini berisi tentang bagaimana menulis novel.Tempat pelaksanaannya di lantai tiga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan/FKIP Universitas Pakuan Bogor. Pembicara yang dihadirkan tidak main-main, Khrisna Pabicara (akun di twitter @1bichara). Beliau adalah penulis yang sudah menulis dan menerbitkan 14 buku, beliau juga pengarang novel best seller ‘Sepatu Dahlan’. Inilah pertama kali saya datang dan mengikuti kelas Akber Bogor. Akber adalah kependekan dari AKademi Berbagi. Akademi Berbagi ini sudah ada di beberapa kota di Indonesia, salah satunya ada di Bogor. Akademi Berbagi adalah suatu komunitas yang mengadakan kelas secara gratis, peserta yang hadir tidak membayar, tempat kelasnya tidak dibayar, pengisi acaranya pun juga tidak dibayar, apalagi yang mengadakan, tidak meminta bayaran. Walaupun tidak meminta bayaran, saya yakin akan mendapat ganjaran (bahasa jawa yang berarti pahala). Sebagaimanaslogannya “Berbagi bikin Happy”, Akber Bogor ini akan mengadakan kelas dengan bermacam-macam tema dalam setiap bulannya. Biasanya kelas diadakan pada awal bulan. Untuk mengetahui informasi kelas yang akan diadakan, silahkan memantau webnya di http://akberbogor.boogoor.com, follow akun twitternya @AkberBogor, pantengin terus linimasanya. Kelas Bawel menulis novel ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 9 Juni 2012 dari jam 10.00 sampai 12.00 wwib. Sebelumnya ijinkan saya cerita dulu bagaimana perjuangan saya untuk bisa menghadiri kelas ini (kalau dianggap ga penting, silahkan lewati saja, hehe). Karena usia kehamilan istri sudah 36 minggu maka setiap seminggu sekali istri saya harus cek kehamilannya ke dokter di rumah sakit. Biasanya saya yang mengantarkan. Karena hari senin sampai jum’at saya kerja dari pagi sampai sore maka acara mengantar istri ke dokter pun bisanya hari sabtu. Begitu juga ketika hari pelaksanaan acara kelas Akber itu, hari sabtu. Saya harus mengantarkan istri dulu ke dokter. Baru setelah istri sampai ke dokter di rumah sakit, saya menuju lokasi acara kelas Akber di Universitas Pakuan. Karena baru sekali ke Universitas Pakuan, sampai Universitas Pakuan saya harus mencari-cari lokasi kelas Akber, nyasar dulu ke Fakultas Sastra, karena saya kira acaranya di Fakultas Sastra, muter-muter sampai lantai tiga, nanya-nanya dan akhirnya ketemu juga FKIP, langsung naik ke lantai tiga. Sampai di kelas Akber, suasana kelas sudah ramai, kira-kira ada 70 an peserta yang sudah menempati kursi. Hampir semua kursi yang tersedia semua sudah terisi, hanya beberapa kursi yang masih kosong. Kebetulan kursi yang paling depan dan paling belakang masih ada bebrapa yang kosong. Oleh pengurus Akber saya dipersilahkan menempati kursi paling depan yang masih kosong itu. Acara sudah dimulai, tetapi baru sesi sambutan dari Akber Bogor, belum masuk ke materi tentang penulisan novel. Melihat suasana kelas yang ada jadi teringat dulu ketika masih kuliah, hehe. (Anda: pernah kuliah juga tho?, Saya: ya iyalah, Anda: pamer, Saya: yo ben), hehe. Kalimat terakhir ini selingan ya, biar seperti Khrisna Pabichara yang suka humor. Kuliah hanya salah satu sarana belajar, belajar tidak hanya di kuliah (Anda: koq ga nyambung dengan judul?, Saya: yo ben). Sesi sambutan selesai, sesi materi penulisan novel pun dimulai. Saatnya penulis novel Sepatu Dahlan menginspirasi dalam kelas penulisan novel. Melihat penampilan beliau saat itu, saya menyimpulkan bahwa beliau ini orangnya sederhana dan rendah hati. Walaupun sudah ngetop dengan novel Sepatu Dahlan yang best seller, saat itu Khrisna Pabichara tampil dengan sederhana. Bersepatu hitam dan mengenakan celana jins biru dipadukan kaos putih bergambar siluet hitam wajah dirinya yang dimasukkan ke celana. Dengan mengenakan kaos bergambar dirinya, merupakan kebanggaan sebagaimana ia mengenakan kaos bergambar penulis hebat Chairil Anwar. Ia menyampaikan materi dengan suaranya yang lantang dan intonasi yang jelas, ada sedikit logat orang Makasar. Bahasa lisannya seperti bahasa tulis EYD, menunjukkan jika ia memang mengerti betul Bahasa Indonesia. Ia tidak hanya memberi materi bagaimana menulis novel, tetapi ia juga memotivasi bagaimana menulis itu. Disampaikannya langkah untuk menjadi penulis harus dengan menulis dan membaca. “Sebanyak apapun ikut kelas atau pelatihan menulis, kalau tidak pernah menulis, tidak akan menjadi penulis; sebaliknya walaupun tidak pernah ikut kelas atau pelatihan menulis, tetapi sering menulis akan bisa menjadi penulis”. Itulah salah satu kata-kata yang masih saya ingat. Kata-kata yang disampaikan adalah kata-kata bagaimana mambakar gairah untuk menulis, khususnya novel. Menurut saya Khrisna Pabichara tidak hanya penulis, tetapi juga motivator menulis. Menurut dirinya sendiri katanya juga punya bakat menjadi pelawak. Selama mengisi kelas ini, setiap saat dalam menyampaikan materi menulis, ada saja humor yang diselipkan. Tawa dari peserta kelas menjadikan susana lebih segar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H