Gaya hidup itu ibarat ukuran sepatu, maka jangan pernah memaksakan diri bergaya hidup tidak sesuai ukuran dan kemampuan kita.
Jika ukuran sepatu kita 40, janganlah memaksakan diri memakai ukuran sepatu diatasnya. Niscaya kaki kita akan kedodoran dibuatnya. Jangan pula memakai ukuran sepatu dibawahnya niscaya menyiksa kaki karena sesak dan bisa-bisa menimbulkan rasa sakit / cidera.
Seperti halnya gaya hidup, jangan hanya karena menuruti gengsi atau sosialita, kita memaksakan bergaya hidup mewah yang justru mengakibatkan kita kedodoran dan boros. Jika kemampuan kita jalan kaki, jangan pula memaksakan diri naik sepeda motor atau bermobil. Bersyukurkah kita masih punya kaki sehat untuk berjalan.
Jangan pula pelit-pelit dengan hidupmu, jika memang gaya hidupmu bisa makan sehari 3 kali, jangan pula memaksakan diri makan sehari 1 kali dengan dalih pengiritan. Tubuhmu adalah anugerah dari Allah SWT yang mesti dijaga kesehatannya dengan memberinya nutrisi dan vitamin yang cukup agar dapat digunakan untuk berkarya dan beribadah kepada-Nya.
Bergayalah sesuai kemampuan kita, tanpa mesti mengikuti gaya hidup orang lain. Yakinlah bahwa dengan bergaya hidup sesuai ukuran kemampuan kita akan mampu menimbulkan rasa kehidupan yang tenang, tentram dan bahagia.
Bercita-cita menjadi kaya atau seperti orang lain yang secara finansial di atas kita adalah hal yang wajar, karena itu bisa menjadi motivasi bagi kita dalam bekerja. Tetapi cita-cita itu jangan sampai menjadi boomerang bagi kita dengan mengikuti gaya hidupnya, sementara secara finansial kita belum mampu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H