Mohon tunggu...
WongNdeso
WongNdeso Mohon Tunggu... Administrasi - ASN

Orang Ndeso yang ingin terus belajar, berbagi dan bermanfaat untuk orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memilih Hidup di Desa, Mengapa Tidak?

18 September 2023   12:29 Diperbarui: 18 September 2023   13:23 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bagi saya yang seorang peagawai ASN , Hidup di kota besar menjadi satu tangtangan tersendiri. Sya yang sejak tahun 1998 merantau di kota besar, dari sebuah kota kecil di Jawa , Gaya hidup di kota besar, apalagi dengan penduduk yang beragam Multi Etnis menjadi permasalahan yang komplek tidak hanya ekonomi, sosial, budaya bahkan masalah beradaptasi.

Layaknya seorang anak muda yang punya antusias dan motivasi tinggi untuk berjuang meraih sukses  merantau ke  Medan menjadi  pilihan hidup saat itu. Dengan berbekal Ijazah S1, Saya yakin akan kesempatan hidup sukses di Medan.

Tahun pertama hidup di Medan, saya mengalami tantangan yang sangat serius. Kehidupan di Desa yang homogen berbeda 369% dengan kondisis penduduknya yang Heterogen. Belum lagi masalah pekerjaan,  makanan dan gaya bergaul yang sangat berbeda. Karakter orang Medan yang keras membuat karakter saya harus berubah, untuk mengikuti gaya hiduup di Medan.

Bagaimanapun  hidup di Kota Besar Metropolitan dituntut kerja keras dan keja cerdas. Cerdas untuk mencari cara mendapatkan uang, keras untuk bersaing memenangkan persaingan, cerdas untuk bisa survive dan bergaul dengan berbagai etnis dan dan keras untuk tersus mencari peluang yang lebih baik.

Permasalahan yang sering saya hadapi hidup di kota besar adalah masalah tempat tinggal. Tidak hanya sewa rumah yang tinggi tapi juga termasuk lingkungan yang kumuh dan kondisi sanitasi dan air bersih. Untuk penyediaan air yang bersih saja perlu tambahan biaya yang tidak sedikit. Belem lagi untuk pananganan sampah, yang juga harus merogeh kocek tambahan yang juga tidak sedikit. Permasalahan lain adalah sarana trnasportasi. Apalagi jika sudah ada anak sekolah yang masih masih membutuhaka biaya transpotr. Belum tingginya pemakaian kendaraan berbomotor yang cukup besar menyebabkan polusi udara tinggi. Tuntutan hidup yang yang tinggi, bagi saya menjadi stress mental tersendiri. 

Begitu banyaknya permasalahan di kota besar akahirnya memutuskan untuk mencari lahan rumah di desa yang agak jauh dari kota. Pertimbangan utamanya adalah harga lahan yang terjangkau dan lingkungan yang segar, bersih dan pergaulan  sosial yang guyub

Bagi saya permasalahan hidup di dan pindah ke desa tidak melulu hal negatif seperti yang dibicaran teori Gentrifikasi seperti yang dibicarakan banyak orang.  Gentrifikasi , seperti yang dijelaskan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah imigrasi atau perpindahan penduduk kelas ekonomi menengah ke wilayah yang lebih buruk atau yang baru diperbaiki linkungannya menjadi lebih baik.Dikutip dari buku Glosarium Istilah Pemerintahan (2019) oleh Toman Sony Tambunan, gentrifikasi adalah usaha peningkatan vitalitas suatu lingkungan permukiman melalui peningkatan kualitas lingkungannya, namun tanpa menimbulkan perubahan yang berarti dari struktur fisik lingkungan permukiman.

Jika merujuk pada pengertian Gentrifikasi diatas, maka permasalahan [indah ke desa mengacu pada pembangunan kawasan perumahan atau komplek perumahan yang mengacu pada Konsep Kota Mondiri yang sebenarnya juga menimbulkan masalah soisl, ekonomi dan lingkungan.Permasalahan kesenjangan ekonomi, kesenjangan sosial bahkan masalah kesenjangan lingkungan. Beberpa hal yang harus dicarikan solusi terbaik bagi para pengembang 'Kota Mandiri ' dan Pemerintah.

Bagi saya pindah ke desa atau hidup di desa, menjadi hal yang menyenangkan dan sangat mengasikkan. Terutama kalau kita memang hidup ditengan masyarakat desa, atau masyakat biasa. Menurut saya ada beberapa hal positif jika kita hidup dipedesaan :

1. Membuat Hidup Lebih Tenang

Hidup di desa lebih tenang karena lebih dari kebisibgan dan hiruk pikuk lalulintas. Susana pagi didesa suasana tenang dengan diiringi suara burung kadang gemercik air sungai yang indah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun