Mohon tunggu...
Maseko Arief
Maseko Arief Mohon Tunggu... -

Aku hanya sebutir debu tertiup angin khatulistiwa, menempel di sayap kupu-kupu terbang menjelajah taman bunga. Aku hanya sebutir debu lahir saat Gurita Cikeas hilang di pasaran.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Nulis Diktat, Dunia Gembira

22 November 2014   04:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:10 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Buat Struktur Buku Diktat.

Membuat struktur buku diktat merupakan langkah kedua untuk menentukan kualitas bila dibandingkan dengan buku Pelajaran PAI yang sudah terbit lebih dulu. Seperti umum sebuah buku, struktur diktat dimulai dengan Pendahuluan yang memuat latar belakang, tujuan dan manfaat diktat dibuat. Selanjutnya, masuk ke isi diktat terditi dari beberapa bab pokok bahasan. Hakikatnya, buku diktat merupakan bahan ajar untuk digunakan murid dalam memperoleh kompetensi. Oleh sebab itu, syarat buku diktat dalam setiap bab harus memuat tema/topik. Setiap tema/topik tentu ada beberapa aspek meliputi:

  1. Aspek kompetensi, yang terdiri dari:

- standar kompetensi,

- kompetensi dasar,

- indikator.

  1. Aspek materi,

  2. Aspek soal (latihan).

Akhirnya, struktur buku diktat ditutup dengan Daftar Pustaka.

  1. Mengisi Struktur Buku Diktat. Untuk mengisi struktur buku diktat yang telah ditetapkan secara konsisten, tinggal menggunakan informasi yang diberikan oleh Kartu Lampu Aladin. Informasi yang dimiliki bisa saja disusun dalam bentuk sinopsis. Sinopsis harus dikembangkan menjadi alinea-alinea tuturan dengan menggunakan frase dan ringkasan pelbagai informasi sebagai bahan baku bahasan dalam buku diktat.

Dalam praktek, semua tahap pekerjaan penulisan itu dapat dilakukan bersamaan, silih berganti, secara simultan. Menyusun sinopsis, merangkum informasi, memperbaiki sinopsis kembali, menyusun naskah lagi, menyelipkan informasi tambahan lagi yang menyusul, menyusun naskah lagi, memperbaiki sinopsis lagi, menyusun naskah kembali, begitu seterusnya, menurut Slamet Soeseno (1995).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun