Mohon tunggu...
Masduri
Masduri Mohon Tunggu... Penulis -

Masduri, lahir di pedalaman Sumenep Madura. Seorang anak desa yang sedang belajar menulis untuk menciptakan mimpi-mimpi di masa depan. Bertempat tinggal di www.masduri.wordpress.com\r\ndan beralamat di masduri_as@yahoo.co.id.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sunyi dalam Perpustakaan Hati

15 November 2012   23:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:16 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam diam ada tanda jamak yang mengukir kata-kata lewat tajamnya bibir. Seperti pedang yang menghunus, menghujam dada, pada keterasingan makna yang sebelumnya tidak diterjemahkan dalam perpustakaan hati.

Aku hanya bisa berlari, tanpa sedikitpun mengoreksi kata-kata yang sudah ribuan abad menjelma jadi puisi dalam dada. Ada kerinduan yang hilang dama sunyi, kerinduan menjadi diri sendiri. Menembus batas kemanusiaan, dalam kisah-kisah kesesatan, yang meleset maknanya menjadi setan.

Dalam sunyi, aku menemukan setitik cahaya, yang lahir dari hati yang tulus. Untuk menebar senyum, tanpa pamrih sedikitpun. Bairlah sunyi menjadi sunyi, dan aku tetap beridiri tanpa meski berharap belas kasih orang. Sebab aku lahir untuk hidup dan kemanusiaan, seperti yang diajarakan Nabi dalam agama.

Masduri,

Surabaya, 15 Nopember 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun