Di samping memberikan pelajaran/pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum Ibu muda dalam forum pengajian yang disebut "Sidratul Muntaha". Pada siang hari pelajaran untuk anak-anak laki-laki dan perempuan. Pada malam hari untuk anak-anak yang telah dewasa.
Beberapa karya Ahmad Dahlan yang ditinggalkannya banyak dijadikan pedoman bagi para guru sekolah Muhammadiyah. Bagi Ahmad Dahlan ada gagasan utama---sebagaimana diuraikan oleh Djoko Marihandono dalam Muhammadiyah di Era: Antara Pro dan Kontra---peran pengikat kehidupan manusia terdiri atas; (1) ilmu pengetahuan yang terlalu besar untuk dipikirkan; (2) ummat harus mempelajarinya dengan serius dan mempelajarinya dengan cermat; (3) untuk mengatur dirinya, manusia hendaknya menggunakan instrument al-Quran.
Ia juga menjelaskan bahwa ada beberapa alasan yang membuat setiap manusia memiliki perasaan yang sama. Hal ini didasari paling tidak; Pertama ummat manusia di manapun asal etnisnya---pada dasarnya---berasal dari satu leluhur yakni Adam dan Hawa. Dengan demikian, manusia harus saling berhubungan karena mereka berasal dari satu darah; Kedua, manusia dalam hubungan dengan yang lain membentuk tatanan yang damai dan bahagia dalam kehidupannya. Hal ini tidak akan tercapai bila tidak memiliki perasaan yang sama dan hati terpadu. Bagi Ahmad Dahlan, hal ini merupakan kebenaran yang tidak terbantahkan. Â
 Muhammadiyah; Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidupnya
 Keyakinan dan cita-cita Muhammadiyah adalah; Pertama, Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma'ruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur'an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk malaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi. Kedua, Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi dan ukhrawi.
Ketiga, Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan: Al-Qur'an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW; Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur'an yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam. Keempat, Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang: Â 'Aqidah, Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid'ah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.
Akhlak, Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur'an dan Sunnah rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia.
Ibadah, Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia. Muamalah Duniawiyah, Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu'amalat duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT; dan kelima, Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhoi Allah SWT: "Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur". Hal ini berdasarkan Keputusan Tanwir Tahun 1969 di Ponorogo.
Muhammadiyah; Ciri PerjuangannyaÂ
Dengan melihat sejarah pertumbuhan dan perkembangan persyarikatan Muhammadiyah sejak kelahirannya, memperhatikan faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya, aspirasi, motif, dan cita-citanya serta amal usaha dan gerakannya, nyata sekali bahwa di dalammya terdapat ciri-ciri khusus yang menjadi identitas dari hakikat atau jati diri Persyarikatan Muhammadiyah.
Secara jelas dapat diamati dengan mudah oleh siapapun yang secara sepintas mau memperhatikan ciri-ciri perjuangan Muhammdiyah itu adalah; 1) Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam, 2) Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah Islam, 3) Muhammadiyah sebagai 4) Gerakan Tajdid, dan 5) Muhammadiyah sebagai Gerakan Nasional