Peran guru sangat sentral dalam pembelajaran dan tak tergantikan walaupun memasuki era disrupsi dan revolusi industri 4.0 hal ini misalnya diperkuat dengan  menyetir penelitian yang dilakukan Sudjana bahwa 76,6% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kompetensi guru, dengan rincian; kompetensi guru mengajar memberikan sumbangan 32,43%, penguasaan materi pelajaran memberikan sumbangan 32,38% dan sikap guru terhadap mata pelajaran memberikan sumbangan 8,60%.
Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) yang belum lama dilakukan juga hasilnya tidak terlalu menggembirakan. Banyak guru memperoleh hasil di bawah angka 60---walaup konon banyak guru kesulitan di bidang pedagogik, bukan aspek akademik---tetapi tentu kalau acuannya UU NO. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, keduany atidak bisa dipisahkan dari kompetensi yang harus dimiliki guru, di samping kompetensi kepribadian, sosial dan kepribadian. Hal ini membuat kekecewaan Prof. Anies R. Baswedan, ketika menjadi Menteri Pendidikan dan harus disikapi bersama secara arif.
Di sini keahlian dasar sangat dibutuhkan di pasar tenaga kerja Indonesia dan dunia global membutuhkan keahlian berpikir kritis, keahlian memecahkan persoalan, berpikir dalam gambaran besar, keahlian komunikasi dan sebuah sikap terus belajar seumur hidup---utlub al-'Ilma min al-Mahdi ila al-Lahdi.
Para guru seharusnya menggunakan riset internet, untuk memperbarui bahan pengajaran, dan menemukan metode cara mengajar yang lebih baik dari seluruh lembaga di belahan dunia. Dengan jalan ini, para guru tidak harus tergantung pada pelatihan yang diadakan negara, namun dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan diri secara otonom.
Para siswa juga harus dilatih mencari pengetahuan secara independen dan memiliki sebuah sikap belajar terus-menerus, baik melalui internet atau sumber lain seperti buku, majalah, dan surat kabar. Terus belajar menjadi penting karena perubahan adalah satu-satunya kekuatan tetap dalam dunia global. Mereka yang gagal mengubah diri hanya akan tertinggal di belakang atau keluar dari persaingan.
Penutup
Guru memiliki peran yang urgen dengan menilik pada tujuan pendidikan nasional yang the ultimate goalnya ingin menciptakan siswa yang beriman dan bertaqwa. Apalagi memasuki era global yang menuntut adanya kemampuan dan keahlian yang mumpuni---profesional, sehingga guru tetap eksis dan mampu melahirkan generasi yang lebih baik.
Imam Ali Karramallahu wajhah mengatakan "Didiklah anak-anakmu tidak seperti kamu dididik dahulu, karena anak-anakmu dipersiapkan untuk zamannya yang berbeda dengan zamanmu". Sehingga kata sahabat Umar. "Anak-anakmu sejatinya bukan anakmu, tetapi anak zamannya".       Â
*)Penulis adalah dosen Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon, tinggal di Kandanghaur Indramayu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H