Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai salah satu bentuk penting dalam tridharma perguruan tinggi yaitu pada tahap pengabdian terhadap masyarakat. Masa pandemi Covid-19 yang telah terjadi beberapa tahun ini menjadikan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan di desa masing-masing yang disebut sebagai "KKN Back to Village" tahun ke-3 Universitas Jember. Adapun tema KKN Back To Village Tematik yang diambil yaitu Inovasi Teknologi/Informasi dan Penanggulangan COVID-19. KKN pada kesempatan ini dilakukan di Desa Kemiri, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Desa Kemiri merupakan salah satu desa di Kecamatan Panti Kabupaten Jember yang terletak pada ketinggian 400-600 mdpl dengan topografi wilayah berupa tanah datar, berbukit, dan pegunungan. Desa Kemiri memiliki luas wilayah 1578.584 Ha yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan tegalan, sedangkan luas 1406.7 Ha sebagai lahan perkebunan.
Berdasarkan data tersebut nampak sebagian besar lahan di Desa Kemiri dimanfaatkan untuk sektor pertanian secara luas sehingga berpotensi untuk terus dikembangkan. Jika dilihat dari pemanfaatan lahan desa, maka mengarah pada peran Sumber Daya Manusia (SDM) yang menjadikan mata pencaharian sektor pertanian sebagai lapangan kerja utama masyarakat desa yaitu petani, buruh tani, buruh perkebunan, dan peternak. Namun, pandemi virus  yang  terjadi secara global tak terkecuali di Indonesia semenjak  awal tahun 2020 berdampak pada seluruh kehidupan masyarakat Indonesia. Masyarakat harus mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah sesuai dengan standar WHO.
 Dengan adanya pandemi ini, tentunya masyarakat Desa Kemiri  harus menyesuaikan pola hidupnya dengan protokol kesehatan COVID-19 di tambahkan dengan pemberlakuan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyrakat) sehingga membuat mobilitas masyarakat di batasi yang membuat masyrakat sulit untuk mendapatkan bahan pangan,  Walaupun mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani, pandemi yang hingga saat ini masih berlangsung membuat perekonomian masyarakat cenderung menurun sehingga berdampak pada kesehatan masyarakat. Salah satu masyarakat dari Desa Kemiri yaitu Bapak Yusnan yang bekerja sebagai petani harus mampu tetap produktif untuk menghasilkan bahan pangan yang mampu dipasarkan guna menunjang perekonomian keluarga.  Oleh karena itu, untuk mengurangi penyebaran Covid-19 serta membantu dalam ketahanan pangan masyarakat (keluarga), maka saya Masduki Rais, Mahasiswa Universitas Jember yang saat ini sedang melakukan kegiatan KKN, dapat berperan serta dengan cara melakukan sosialisasi mengenai "Pengelolan lahan pekarangan rumah yang kosong dengan menerapakan metode Permaculture sehingga dengan begitu dapat menopang ketahanan pangan keluarga di masa pandemic dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyrakat COVID-19".Â
Penerapan metode Pemaculture di lahan pekarangan kosong ini di tanami dengan tanaman hortikultura  yang mencakup kangkung, pakcoy, kacang panjang, cabai, bayam brazil, dan tomat. Permaculture sendiri ini cocok di terapkan di lahan sasaran karena permculture memilki prinsip tumpang sari atau agroforestry sehingga meminimalisir serangan hama yang membeludak, pengomposan limbha sehingga hasil tanaman bisa tergolong organik, mampu mengelola air hujan sehingga walaupun musim kemarau masih dapat produktif dan mampu mneglola tanah dengan baik dengan pemberin ulsa alami. Adapun lahan pada sasaran ini memebuhi syarat jika di terpakan pertanian dengan metode Permaculture. Â
Dengan adanya program Kuliah Kerja Nyata ini diharapkan keluarga yang menjadi sasaran akan mampu menciptakan ketahan pangan keluarga secara pribadi Khusunya di masa Pandemi dan PPKM ini sehingga mampu untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari serta meminimalisir mobilitas pada fasilitas umum atau pasar. Selain dilakukan juga  sosialisasi terkait pertanian, baik dalam pengilahan lahan pekarangan, pembibitan hingga perwatan tanaman. Dalam kegiatan ini juga akan di berikan pelatihan dan pendampingan dalam mewujudkan lahan pertanian di pekarangan rumah yang tidak terpakai sehingga masyarakat diharapkan mampu bercocok tanam khususnya hortikultura sebagai bahan makanan untuk keluarga dan secara berkelanjutan. Kegiatan yang dilakukan akan tetap mematuhi protokol kesehatan serta menjaga jarak.(Masduki Rais/KKN 38/Desa Kemiri -- Panti/ Suharto, S.S., M.A.)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H