Mohon tunggu...
Mas Gibran
Mas Gibran Mohon Tunggu... -

menulis tanpa pamrih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lokasi Bacan di Kota Depok

1 Mei 2015   05:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:30 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Fenomena batu akik di tanah air semakin menarik untuk diikuti perkembangannya. Mengingat saat ini, masyarakat Indonesia sedang demam terhadap keberadaan batu akik. Tiada hari, baik diwarung-warung kopi, perkantoran maupun dimana tempat, Batu akik selalu menjadi pembicaraan hangat. Apalagi kalau sudah bicara tentang batu akik yang sedang naik daun bernama Batu Bacan.

Nama Batu Bacan semakin populer seiring fenomena batu akik di Indonesia yang semakin meluas. Namun belum banyak orang yang tahu tentang asal usul dan sejarah batu alam yang dinamakan Bacan itu.

Batu Bacan merupakan kekayaan alam Maluku Utara yang sudah dikenal sejak tahun 1960an. Menariknya, Batu Bacan ini terdapat di pulau Kasiruta bukan Pulau Bacan. Istilah Bacan sendiri diambil dari nama tempat perdagangan batu tersebut. Sedangkan penghasil batu tersebut adalah Pulau Kasiruta. Pulau ini berada tidak jauh dari Pulau Bacan di Kabupaten Halmahera Selatan. Sedangkan Pulau Bacan merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Halmahera Selatan. Karena pusat pemerintahan terdapat di Labuha, pulau Bacan maka batu tersebut dinamai batu bacan.

Oleh karena Pulau Bacan lebih populer dan dikenal luas dibandingkan Pulau Kasiruta, maka untuk memudahkan penamaan batu giok asli alam Pulau Kasiruta ini disebut batu bacan. Sehingga, jika orang menyebut batu bacan, yang dimaksud adalah bacan doko dan palamea yang berasal dari Pulau Kasiruta.

Berdasarkan tempat asalnya, Batu Bacan ada 2 jenis. Yaitu, Bacan Doko yang berasal dari Desa Doko, Batu ini berwarna hijau tua dan Bacan Palamea, karena asalnya dari Desa Palamea dan berwarna hijau muda kebiruan. Itulah sedikit cerita tentang sejarah Batu Bacan Doko dan Batu Bacan Palamea.

Namun nun jauh disana, jaraknya beberapa ribu kilometer dari pulau Bacan atau tepatnya di pulau jawa yang lokasinya berada di Kota Depok. Telah ditemukan Bacan baru yang diberi nama Bacan Cilodong. Karena Bacan ini kebetulan berada di Kecamatan Cilodong Kota Depok.

Saat ini keberadaan Bacan Cilodong memang sedang menjadi pembicaraan hangat di masyarakat Kota Depok, layaknya fenomena keberadaan Batu Bacan Doko dan Batu Bacan Palamea. Namun Bacan Cilodong ini sangat beda dengan Batu Bacan Doko maupun Batu Bacan Palamea. Bila Batu Bacan Doko dan Palamea merupakan sumber daya alam yang sangat luar biasa yang berasal dari Desa Doko dan Desa Palamea, sedangkan Bacan Cilodong merupakan singkatan dari Bakal Calon (Bacan) Walikota Depok yang kebetulan Bakal Calon Walikota Depok ini berdomisili di Kecamatan Cilodong. Sosok Bacan atau Bakal Calon Walikota Depok ini bernama Nursi Arsyirawati.

Sosok Uci panggilan akrab Nursi Arsyirawati, lahir dan dibesarkan di Kota Depok, menempuh pendidikan terakhir di Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis di Universitas Indonesia dan pernah mengenyam pendidikan di IAIN Syarif Hidatullah Jakarta. Selengkapnya profil Nursi Arsyirawati bisa dilihat pada situs wikipedia di sini :Profil Nursi Arsyirawati

Sosok Nursi memang sangat luar biasa, dengan gaya bicara yang ceplas ceplos, Nursi diharapkan mampu menghadirkan sebuah harapan bagi terwujudnya Kota Depok yang lebih baik. Bagi seorang Nursi, Paradigma pembangunan di Kota Depok adalah pembangunan yang berpusat pada manusia hingga pelaksanaan itu harus dituangkan dalam kebijakan baru yang mensyaratkan adanya upaya-upaya keberpihakan dan pemberdayaan yang luas dalam masyarakat.

Bahwa pendekatan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat merupakan suatu pola pendekatan yang mendahulukan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan didasarkan pada aspirasi, kepentingan, kebutuhan, kemampuan dan upaya masyarakat.

Lebih jauh Nursi juga menyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki untuk menentukan pilihan kegiatan yang paling sesuai bagi kemajuan diri mereka masing-masing.

Dalam pandangan Nursi, memberdayakan adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan atau dengan kata lain memberdayakan masyarakat adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. Maka untuk mewujudkan semua itu, Nursi dengan penuh semangat mengatakan, bila tidak ada aral melintang, ia berniat ingin maju dan tampil sebagai kandidat bakal calon Walikota Depok periode 2016-2021.

Gayung pun bersambut, respon publik terhadap tampilnya Nursi Arsyirawati maju sebagai kandidat bakal calon Walikota Depok semakin menguat dan mendapat dukungan dari berbagai elemen di masyarakat. Beberapa Partai Politik pun sudah meliriknya. Apalagi munculnya kandidat dari kaum perempuan tentunya menjadi fenomena yang sangat menarik layaknya fenomena keberadaan batu bacan Doko Maupun batu Bacan palamea. Apalagi, mengingat selama dua periode pemilukada secara langsung di Kota Depok, belum pernah sekalipun tampilnya sosok perempuan maju sebagai calon Walikota Depok.

Munculnya kandidat dari kaum perempuan serta dukungan publik yang luar biasa terhadap Nursi Arsyirawati. Berharap dukungan ini semakin membuka peluang bagi Nursi Arsyirawati untuk menjadi Walikota depok periode 2016-2021. Dan peluang itu menjadi sebuah jawaban, Ternyata dibalik fenomena Batu Bacan Doko dan Palamea, Ada Bacan lain yang bernama Bacan Cilodong atau Bakal Calon Walikota Depok yang berdomisili di Cilodong yang akhirnya mampu menjadi pengayom dan pelayan masyarakat yang bijaksana……..Amin

Sumber Wikipedia : Pemilihan Umum Walikota Depok 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun