Kemacetan adalah masalah yang sudah sangat akrab di kota-kota besar Indonesia.
Jika kamu tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, atau kota-kota besar lainnya, kamu pasti sudah merasakan betapa frustrasinya terjebak dalam kemacetan.
Mulai dari pagi hari, siang hari, hingga sore hari, jalanan selalu dipenuhi kendaraan pribadi.
Mobil dan motor saling berebut ruang di jalanan yang sudah sempit, apalagi saat jam-jam sibuk seperti pagi hari ketika orang-orang pergi bekerja, atau sore hari saat orang pulang kerja.
Bukan cuma mobil pribadi, kendaraan umum pun tak jarang terjebak dalam kemacetan yang padat.
Kemacetan ini jelas menguras waktu, tenaga, dan tentu saja membuat stres.
Bayangkan saja, waktu yang tadinya bisa dimanfaatkan untuk bekerja, beristirahat, atau berkumpul dengan keluarga, justru terbuang sia-sia di jalan.
Nah, salah satu solusi yang banyak dibicarakan untuk mengatasi masalah kemacetan ini adalah dengan memperkuat peran transportasi publik di kota-kota besar.
Transportasi publik memang bukan hal baru di Indonesia, namun peranannya belum optimal dalam mengurangi kemacetan.
Pada kenyataannya, banyak orang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi karena alasan kenyamanan dan kemudahan.