Mohon tunggu...
Dede Hidayat
Dede Hidayat Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati Kebijakan Publik

Pemerhati Kebijakan Publik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengkaji Ikhlas sebagai Landasan Hidup Seorang Muslim

19 Mei 2018   11:37 Diperbarui: 19 Mei 2018   11:44 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

" Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada - Ku  " QS. Adz Dzariyat : 56 

Sangat jelas disitu disebutkan, bahwa Allah tidak menciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk menyembah Nya.

Dalam posisi kita sebagai manusia yang diberikan hati dan akal fikiran, tentunya dibutuhkan rasa ikhlas dalam diri kita untuk merealisasikan itu. 

Kita sebagai muslim tahu, bahwa setiap perintah Allah maka mau tidak mau, suka tidak suka tidak boleh ada bantahan. Disitulah letak kita sebagai hamba nya di uji, apakah kita termasuk orang orang yang lulus dari ujian, kemudian mendapatkan buah yang manis dari rasa ikhlas itu. Atau justru sebaliknya. 

Seperti halnya iblis dahulu yang diperintahkan oleh Allah untuk sujud kepada Adam namun membangkang dengan alasan yang dibuat buat bahwa ia merasa lebih senior dari Adam, lebih mulia, lebih terhormat daripada Adam yang hanya diciptakan dari tanah. Dan ahirnya kemudian Allah menjadi murka kepada Iblis dan mengeluarkannya dari surga. 

Hal itu menjadi i'tibar betapa pentingnya rasa ikhlas untuk mengikuti apa yang diperintahkan oleh Allah, memposisikan diri sebagai hamba yang harus selalu mentaati aturan - Nya. 

Itulah sebabnya esensi dari seluruh ibadah yang kita lakukan semata mata adalah ujian dari Allah untuk mengetahui sebarapa besar rasa ikhlas kita memposisikan diri sebagai hamba Nya. 

Seperti halnya dulu Nabi ibrahim yang diperintahkan untuk mengurbankan anak nya, betapa itu menjadi sebuah hal yang  sangat sulit dilakukan, tetapi dengan rasa ikhlas Nabi ibrahim mengikuti perintah itu, dan ahirnya Allah mengganti dengan domba terbaik dari surga .

Begitupun sholat kita, hakikatnya adalah untuk merepresentasikan nilai nilai ikhlas kita,  bukan hanya sekedar sujud secara dzohiriyah nya saja, tetapi juga sujud dalam artian menundukan hati dan fikiran kita ikhlas berada di posisi rendah di hadapan Nya. Agar kita menyadari bahwa sehebat apapun kita, se kaya apapun kita, setinggi apapun jabatan kita , ada raja diatas segala raja dan kita hanya lah Hamba - Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun