Mohon tunggu...
David Efendi
David Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Kader Hijau Muhammadiyah

seorang warga biasa-biasa saja. Ingin berbagi sebagai bagian upaya memberikan arti hidup small act of Kindness. Pegiat Perpustakaan Jalanan Rumah Baca Komunitas yang memberikan akses bacaan, pinjaman buku tanpa syarat dan batas waktu. Belajar apa saja sebagai kontributor di www.rumahbacakomunitas.org

Selanjutnya

Tutup

Money

Cerita perlawanan pada Toko Modern Berjejaring

28 Maret 2016   21:00 Diperbarui: 28 Maret 2016   21:01 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam Kajian antar Jiwa Muda yang diadakan oleh Korps Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Hari Kamis, 24 Maret 2016 salah satu isu menarik yang jadikan bahan kajian adalah terkait toko berjejaring atau toko-toko modern yang memiliki banyak jaringan atau cabang di berbagai tempat. Yang menjadi sangat ironis adalah bahwa toko berjejaring di daerah Yogyakarta bisa dengan mudah kita temukan. Ini menjadi indikator bahwa Yogyakarta dengan budaya tradisionalnya mulai bergeser kepada modernism yang merugikan banyak rakyat kecil yang berjualan di pasar tradisional.

Secara umum dapat dikatakan bahwa toko berjejaring ini sangat terorganisir dengan baik mengenai struktur organisasi dan juga dalam hal pelayanan serta pemasaran. Sehingga pasar tradisional ataupun toko yang notabenenya tidak menggunakan konsep toko berjejaring kalah dalam hal pelayanan dan produksi. Hal tersebut memengaruhi sebagian masyarakat khususnya generasi muda yang lebih nyaman berbelanja di toko berjejaring dibandingkan belanja di pasar tradisional.

[caption caption="Posterkomapumy2016"][/caption]
Apabila tidak segera ditindaklanjuti maka toko berjejaring akan terus memenuhi setiap sudut kota di Indonesia dan secara perlahan bisa mematikan perekonomian masyarakat biasa. Hal ini perlu dikritisi mengingat toko berjejaring berdiri di atas suatu perusahaan besar yang memungkinkan ini adalah suatu gerakan kapitalisme di Indonesia dari segi ekonomi. Para perusahaan besar yang berindikasi menjadi perusahaan kapitalis memiliki modal yang besar untuk membangun toko berjejaring dengan fasilitas yang menarik dan dikemas senyaman mungkin untuk para konsumen. Lain halnya dengan pasar tradisional, dalam pelayanan dan juga pemasaran belum sepenuhnya terorganisir dengan baik. Kemudian yang menjadi tantangan bagi pasar tradisional adalah pergerseran kultur masyarakat yang sudah meninggikan gengsi mereka sehingga akan lebih bangga berbelanja ditempat elit dibandingkan belanja di pasar tradisional.

Lilik Rahardjo selaku pembicara dalam kajian tersebut yang notabenenya berasal dari forum sabda rakyat mengatakan bahwa sebenarnya pertumbuhan swalayan berjejaring di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai marak setelah tahun 2010. Hal ini disebabkan karena ada permainan spekulasi serta korporasi antara sang pemodal dengan pemerintah. Beliau juga mengatakan bahwa konsep toko berjejaring sangat jauh dengan sistem ekonomi kerakyatan.

 

Melawan kapitalis adalah kewajiban dan prinsip bagi kita semua. Secara garis besar David Effendi selaku dosen Ilmu Pemerintahan dan pegiat literasi di Rumah Baca Komunitas miliknya mengatakan hal yang sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Lilik Rahardjo. David Effendi mengatakan bahwa perlawan bukan berarti kita sudah pasti menang, melainkan untuk menunjukan keberpihakan pada kebenaran. Ada berbagai cara untuk melawan namun perlawanan yang efektif adalah dengan cara melawan melalui media online dengan massif dan juga terstruktur. Selaku dosen yang sangat peduli dengan nasib masyarakat kecil yang mengandalkan hidupnya dengan pasar tradisional sering kali beliau mengadvokasi masyarakat dengan cara membuat propaganda online.

Hanum Aryani selaku pembicara dalam kajian tersebut yang mewakili lembaga Ombudsman mengatakan bahwa solusi yang paling tepat untuk mengatasi toko berjejaring adalah dengan mengadakan penyadaran masyarakat Indonesia dalam hal ini mahasiswa terkait dengan ekonomi kerakyatan. Indonesia dengan sistem ekonomi yang lebih condong ke dalam ranah ekonomi kapitalis mengakibatkan banyak toko berjejaring muncul. Pendekatan yang harus dilakukan adalah dengan cara merubah paradigm perekonomian Indonesia ke dalam ranah ekonomi kerakyatan yang memiliki prinsip keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Secara keseluruhan ketiga pembicara tersebut sama-sama memiliki konsepsi sama. Sesuai dengan Tema kajian yang Komap UMY sajikan bahwa para pembicara sepakat untuk melawan toko berjejaring, dan satukan konsepsi. Hal yang paling penting adalah membentuk kesadaran masyarakat dan juga dengan mengakomodir dan melakukan pengorganisiran yang kuat bagi pasar tradisional.

Perlu, setiap unsur yang mampu menghentikan Toko Berjejaring khususnya di Yogyakarta mampu bergerak bersama untuk melawan dan menyatukan konsepsi. Gejolak ekonomi yang ada di Yogyakarta megindikasikan bahwa kapitalis mulai perlahan tapi pasti membunuh pasar-pasar tradisional dan warung rakyat ang menjadi ciri khas dan tumpuan masyarakat kecil di Yogyakarta.

Setiap orang perlu mengajak sesama seluruh penjuru masyarakat Indonesia pada umumnya dan masayarakat Yogyakarta khususnya untuk bersama melawan toko berjejaring dan menyatukan konsepsi dan prinsip.
Salam perlawanan!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun