Terpicu oleh ‘buruknya’ tata kelola pemerintahan kota Yogyakarta yang akhir-akhir ini santer diperibincangkan baik di dunia nyata maupun social media, Saya betul betul terprovokasi untuk memberikan pandangan alternatif bagaimana pengelolaan kota berbasis kebudayaan dan inklusifisme dapat bekerja baik di belakan bumi lain. Kali ini, salah satu kota di Spanyol menjadi contoh yaitu kota Bilbao yang dikepalai oleh Inaki Azkuna. Ia terpilih menjadi walikota terbaik nomor wahid versi The World Mayor Project 2012.
Sebelum menjadi walikota Basque sejak 1999, Azkuna berpengalaman sebagai pejabat dinas kesehatan provinsi otonomi khusus Basque. Dia turut berperan mewujudkan transformasi di kotanya, yang mengalami penurunan industri, menjadi pusat seni dan wisata yang patut dibanggakan.
Walikota Azkuna telah diakui sebagai pemimpin pemerintahan kota paling transparan di Spanyol. Walikota menekankan pentingnya melibatkan warga dalam proses pembangunan proyek kota baru dari tahap perencanaan dan desain dan evaluasi kebijakan kota. Ia berhasil mentransformasikan dari kota yang berorientasi industry menjadi pusat destinasi wisata kebudayaan yaitu dengan melalukan revitalisasi museum Guggenheim tahun 1997.
Mengomentari keinginan dari beberapa wilayah Spanyol untuk kemerdekaan yang lebih luas, Walikota Azkuna, yang merupakan anggota Partai Nasional Basque (Partido Nacionalista Vasco) mengatakan dalam sebuah sesi tanya-jawab dengan warga Bilbao bahwa ia disukai saling ketergantungan—ia sangat percaya bahwa manusia di kota semakin membutuhkan orang lain.
Bilbao di bawah pimpinan Azkuna tetap meneruskan proyek pembangunan museum yang telah habiskan anggaran publik sebesar US$230 juta tahun 1990an, bahkan ia mengembangkannya menjadi museum yang megah. Banyak kritik bertumbangan beberapa saat setelah Museum Guggenheim dibuka.
Kini, setiap tahun jumlah pengunjung ke Kota Bilbao naik dari 100.000 menjadi lebih dari 700.000 orang sejak 2011. Museum Guggenheim diperkirakan telah menyumbang pemasukan sebesar US$3,1 miliar kepada Pemerintah Provinsi Basque sejak dibuka pada Oktober 1997.
Sejak terpilih menjadi walikota, Azkuna memanfaatkan daya tarik Museum Guggenheim – yang didesain oleh arsitek Frank Gehry – untuk membangun kembali Kota Bilbao. Museum itu kini menjadi lambang kebanggaan yang tak kalah prestisius dengan gedung Sydney Opera House di Australia.
Penilaian atas Azkuna sebagai walikota terbaik tidak hanya dari pemanfaatan museum saja. The World Mayors Foundation mencatat bahwa, tidak seperti kota-kota besar di Spanyol dan juga Eropa, Bilbao pimpinan Azkuna kini adalah kota bebas utang lama pada tahun 2011. Hal ini dicapaianya dengan kerja keras bersama warganya untuk mengembangkan pariwisata. Selain keluar dari krisis ekonomi, Azkuna juga membebaskan kota ini dari banjir tahunan.
Salah satu kerja kerasnya adalah ditujukan untuk membangun tata pemerintahan kota yang jujur, transparan, dan non-diskrimantif. Suatu nilai yang sangat dekat dengan kebudayaan yang diyakini oleh bangsa Indonesia, wabilkhusus warga Yogyakarta.
Nb: tulisan diambil dari Beberapa liputan media soal Azkuna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H