Karena salah satu titik terlamah yang berhasil kita identifikasi ada di persoalan rendahnya etos membaca-menulis dan berimplikasi pada melemahnya kekuatan kebudayaan. Tanpa peran itu semua, bagaimana mungkin kita berimajinasi peningkatan daya saing bangsa atas bangsa-bangsa lain di dunia? Bagaimana mungkin kita akan menyempurnakan visi profetik yang disandangkan kepada pengikut Nabi Muhammad, sang pemulia wahyu Iqra'.
Menjadi nakhoda itu pasti meresikokan diri dalam hidup seperti para perintis yang dikisahkan di atas. Tetapi sebenarnya, mengikuti arus atau terbawa arus perubahan justru adalah resiko paling besar yang harus ditanggung oleh kelompok pengikuti (follower).
Kita adalah ummat terbaik, ummat terpilih yang seharusnya menjadi khalifah, menjadi pelopor sejak dalam kandungan. Keterlibatan dan mengambil resiko dalam dunia gerakan aksara atau gerakan literasi oleh zaman now disebutnya. Mengambil resiko, berani susah dan mengorbankan kebahagiaan personal adalah ciri-ciri nakhoda dalam perang menggerakkan zaman ilmu.
Zaman ilmu adalah masyarakat yang dicita-citakan oleh Islam-masyarakat dengan visi profetik untuk kemaslahatan dan kemuliaan hidup. Sehingga, memilih jalan menjadi 'driver' dalam gerakan literasi yang kian marak adalah panggilan suci, panggilan jihad yang layak diperjuangkan karena jihad ini adalah jihad memuliakan kehidupan. Memuliakan gerakan literasi berarti memuliakan kehidupan seluruh manusia.
Dengan memilih jalan menjadi nakhoda, menjadi pendobrak, maka kerja-kerja transformasi sosial akan menjadi pekerjaan maha berat yang hasilnya pun tidak langsung bisa dinikmati dalam hitungan tahun atau decade, maka bekerja keraslah sebagai pegiat literasi di zaman bergerak ini.
Sebagai penutup, politik etis hari ini adalah mengenai bagaimana memberi ruang kebangkitan dunia literasi sebagai kontruksi baru identitas diri (anak muda), menggerakkan transformasi sosial-kultural, menumbuhkambangkan nasionalisme dan agenda berkemajuan. Identitas zaman now dan iman modern itu disebut "literasi". Inilah revolusi harapan yang layak diperjuangkan.
Semoga ada manfaatnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI