Mengudara bersama Warung tetangga, demikianlah diniatkan judul tulisan ini.
Kayaknya, hemat Saya, judul yang asik untuk kanal jurnalisme warga di kompasiana.com. "IyESS sir, itu judul yang Bagus," Kata seorang teman chat di terowongan line yang Tak Boleh disebutkan namanya. Nama yang Tak dikenal tapi sangat penting kehadirannya di dunia literasi.
Kemarin siang saya pas menjemput Hafiz di Sanggar Anak Alam (Salam) yang bersebelahan Warung tetangga, Saya mendapat telpon nomor asing 021....pasti Jakarta batin Saya. Saya pun angkat telpon Sambil duduk di atas jok motor.
"Hallo, Saya Asrul dari kantor berita radio, Selamat siang mas David...."
"Siang, mas aasrul, Gimana ada kabar APA?," TanyaKu rada penasaran (mendung di udara).
" Gini mas David, Saya baca Beberapa postingan di kompasiana soal gerakan belanja di Warung tetangga atau pasar rakyat,...(gak kedengaran....)
"Ohh...Iya mas...", respon Saya gak terlalu antusias soalnya mandung makin tebal.
"Bisa telpon nanti 10 menit lagi mas Asrul....INI lagi jemput Anak Mau Hujan..."
"...Saya Mau Janjian mas David bisa Besuk siaran radio jam 9 pagi?...", rada Maksa hehe
"Bisa, Siap...,",( gak pakai Siap Gan), jawabku.
Saya pun tancap gas menuju jogokaryan melewati warung tetangga Mbok wo yang sangat dikenal Garda dan Hafiz, Dua laskar ababil asal jogokaryan. Ternyata belum Hujan....