Coba kita hitung sja plastiik segitu 200 rupiah. Andai tiap mart ada 1000 org belanja tiap hr. Dan ber asumsi di slman sda 300 mart2. Maka belanja plastik = 200 rupiah x 1000 org. Jadi 200 000x30 hr= 6 jt
 Dikalikan 300 mart2= 1,8 m per bulan. Setahun=21,6 milyar utk belanja plastoik. Utk tiap kabup dgn asumsi 300 tmb. Hem beaya plastik sungguh besar dibebankan ke rakyat. Dan yg dpt untung toko2 itu. Harusnya sbg bentuk pelayanan toko2 itu yg harus nanggung. Malangnya desaku. Duitnya dihisap. Masih dibebani plastik. Barang bosok plastik tetap di desa2. Malangnya nasib bangsaku.
Saya kira broadcast keras ini memperlihatkan salah satu kekalahan besar yang terus dilakukan oleh pelaku usaha toko modern berjejaring. Harusnya mereka sadar, bahwa rakyat marah.
Niat ramah lingkungan malah jadi Bahan mengeruk uang. Pemerintah bodoh, poebisnis licik. Ya ini! Kemarahan kita harus disatukan. Pengusaha Dan pemerintah, waspadalah jika rakyat marah.
Berjuang memang tidak semudah membalikan telapak tangan, tentu harus melewati banyak proses, pengorbanan dan rintangan, terlebih berjuang melawan kekuatan global yang sangat besar tentu harus melibatkan banyak golongan. Mengembalikan kekuatan ekonomi rakyat kemandirian rakyat, mutlak harus dilakukan dengan melakukan kampanye-kampanye sampai ke bawah, karena ketika masyrakat sudah satu visi dan teroganisir dengan baik perjuangan penguatan ekonomi rakyat tentu akan lebih mengena. Keberadaan Toko Modern Berjejaring memang cukup meresahkan bagi pelaku-pelaku ekonomi kecil, karena niscaya mereka akan tergusur dan hanya menjadi penonton berjayanya kapitalis penjajah kedaulatan ekonomi rakyat di tanahnya sendiri.Â
Berkembangnya Toko Modern Berjejaring tentu di latar-belakangi semakin banyaknya masyarakat yang berpindah dalam proses transaksi jual beli dari warung rakyat/ pasar tradisonal ke Toko Modern tanpa mereka sadari hal tersebut sedikit banyak berkontribusi meruntuhkan perekonomian rakyat saudara saudaranya, sehingga mengembalikan kesadaran kemanusian kita keniscyaan yang harus dilakukan karena ekonomi rakyat berdaulat, maka bangsapun akan ikut berdaulat. Terlepas dari itu peran pemerintahpun patut ditanyakan dalam kasus menghegemoninya Toko Modern Berjejaring di hampir seluruh daerah di Indonesia, dari kota sampai pelosok desa, sudah bisa dipastikan ada berdiri Toko-toko ini. Keberadaan pemerintah memang sedikit di pertanyakan dalam penataan Toko-Toko modern berjejaring ini, bukannya Negara kita menjamin dalam pembukaan UUD 1945 akan melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, tentu melindungi masyarakat dari kapitalis global juga harus dilakukan.Â
Pertanyaannya sudahkan aparatur negara mengimplementasikan amanat UUD tersebut?, memang dalam Peraturan sudah jelas bagaimana pemerintah mengatur dan mengelola TMB selama ini, tapi fakta di lapangan bertolak belakang dengan peraturan yang ada, masih banyak pelamggaran-pelanggaran yang tidak jelas penyelesaiannya.
Kita memang sulit jika melawan secara sporadis terhadap kapital-kapital ini, hal yang harus kita lakukan semua adalah melawan dengan tindakan kecil, tunjukan keberpihakan kita terhadap perekonomian rakyat, jangan sampai kita menjadi salah satu penyumbang runtuhnya kedaulatan ekonomi rakyat, jangan malu untuk berbelanja di pasar tradisonal, belanja di warung tetangga karena cara kecil itu jika dilakukan oleh banyak orang sudah bisa dipastikan mampu menekan spora-spora kapitalis ini berkembang. Mari kita semua menjadi bagian dari gerakan belanja di pasar dan warung rakyat, boikot Toko Berjejaring illegal yang meresahkan, karena rakyat bersatu tak bisa dikalahkan, rakyat berdaulat dengan ekonomi kerakyatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H