Mantra
"Siapa bisa menyembuhkan kesurupan?"
"Dukun, tetapi menggunakan mantra Jawa."
"Yang kita minta sehat, normal seperti sebelumnya."
====================
Percakapan di atas, antara saya dan siswa-siswi di lokal. Karena sudah lebih setengah bulan, seorang siswi sering kehilangan kontrol, mendadak. Kadang di asrama dan sering di lokal. "Keserupan," istilah menurut orang Melayu.
Meskipun hanya seorang, kelas tetap terganggu: sebagian berusaha membantu, agar tidak jatuh ke batu, atau menyerang. Dan sebagian lagi lari ketakutan. Karena tenaganya bisa mengalahkan empat siswa. Seperti ketika pertama terjadi, empat siswa coba memegangi dua kaki dan tangan, keempat-empat terpelanting. Mengerikan!
Saya sudah menceritakan kejadian tersebut kepada teman psikolog dan psikiater, jawabnya hampir sama. Menurut keduanya, Itu gangguan konversi atau disosiatif, gangguan jiwa neurotik. Faktor penyebabnya adalah psikososial dan lingkungan. Karena di lingkungan mendapat tekanan atau sugesti. Bisa juga faktor sosiokultural, yakni kepercayaan masyarakat terhadap unsur mistis.
Keduanya membantu mengupayakan penyembuhan melalui pendekatan medis dan perlakuan khusus, tetapi sudah seminggu, belum menunjukkan tanda-tanda membaik, apalagi normal.
Karena keduanya ada keperluan yang mendesak, begitu katanya, maka diserahkan kembali sepenuhnya, kepada guru-guru untuk mencari jalan keluar.
Tidak lama setelah itu, salah seorang siswi menemui saya dan menawarkan penyembuhan lewat ruqyah. "Kawan-kawan liqo' bisa membantu penyembuhan dengan bacaan alQuran," katanya menawarkan bantuan.
"Kapan?". "Mulai malam ini." Saya berterima kasih atas pertolongan itu sebelumnya, dan saya persilahkan mulai malam untuk melakukan ruqyah.
Semenjak itu, grup liqo' mulai melakukan ritual pengobatan. Mereka bersama-sama membaca alQuran di asrama siswi yang kesurupan. Bagaimana ruqyah itu dilaksanakan, saya serahkan dan percayakan sepenuhnya kepada mereka. Bagi saya yang penting sehat dan normal seperti seperti semula.