Menyusur jalan baru kita
Mencari perhentian semaunya
Bercengkerama Sunda pada perhentian petama.
Bubur kita sama
Beda cara menikmatinya
Tak masalah tetap saja serasa
Seperti jalan baru kita
Roda kuda besi bergulir kembali
Mencari perhentian kedua tuk berteduh di bawah rindangnya hati
Segelas kopi kau pesan
Pun buatku
Merebahkan penat pada kedua kaki kokohmu
Sejenak saja
Berkisah tak pernah habis
Ada kalanya berulang ada kalanya baru kita dengar
Bermimpi pada sebuah ekspetasi Sederhana tapi banyak makna
Ikatkan sepatu
Tak kencang tapi nyaman
Seperti ikatan kita
Tak kemcang tapi nyaman
Kami permisi pada perhentian kedua
Serasi semoga sampai menua
Ucapnya disela pamit kita
Senyum bahagia tersirat di wajah manismu
Terik mulai mengusik
Perlahan mencari perhentian berikut
Tuk merapikan mahkota
Sampai masuki batas kota
Perjalanan masih berlanjut
Pada perhentian berikut
Menatap kereta tua
Kita habiskan sisa hari ini
Serasa serasi
Semoga terjadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H