Mohon tunggu...
daryo susmanto
daryo susmanto Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

jangan berhenti belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Santri Sepanjang Masa

22 Oktober 2019   10:03 Diperbarui: 22 Oktober 2019   10:10 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peringatan Hari Santri di SMP Negeri 1 Cirebon. Dokumen H. Asep

Hari santri kali ini mengingatkan penulis saat pernah menjadi santri. Sekira tahun 1994-1995 penulis pernah menjadi santri di salah satu pesantren di Purwokerto, Bnayumas, Jawa Tengah, tepatnya di Pondok Pesantren Al-Hidayah, Karangsuci. 

Menjadi santri sebenarnya belum pernah terbayang sebelumnya. Saat itu spontan ikut temen kost yang hendak pindah ke pesantren. Ihsanudin mahasiswa pertanian yang memutuskan pindah ke pesantren dan saya pun memutuskan ikut demi niat memperdalam ilmu agama dan rasa penasaran dengan kehidupan pesantren.

Saat menjadi santri di ponpes Al Hidayah Purwokerto. Dokumen Penulis
Saat menjadi santri di ponpes Al Hidayah Purwokerto. Dokumen Penulis

Awalnya semua kegiatan pesantren bisa penulis ikuti termasuk aktivitas perkuliahan di kampus. Permasalahan mulai terasa saat Ramadhan tiba. Kebetulan penulis diberi amanat menjadi Ketua Panitia Ramadhan Mubarok di kampus sehingga mulai kerap pulang malam karena ada kegiatan buka dan shalat taraweh di kampus. Konsekuensinya penulis jarang mengikuti kegiatan di pesantren. 

Hal ini mendapat perhatian khusus dari Pak Kyai Haji Nur Iskandar Al-Barsany sehingga penulis diminta menghadap beliau dan terjadilah dialog singkat yang intinya beliau menanyakan kepada penulis mau fokus di mana, di kampus atau di pesanntren. Penulis pun minta beberapa hari untuk memikirkan.

Usai Ramadhan, ternyata penulis mendapat kesibukan lain yakni diamanati untuk menjadi ketua panitia bursa buku di kampus. Akhirnya penulis menemui Pak Kyai dan menyampaikan permohonan maaf serta berpamitan untuk keluar dari pesantren. Beliau pun mengizinkan dengan pesan yang sampai sekarang masih penulis ingat. Beliau berpesan, "Semoga (ilmu) yang sedikit ini dapat bermanfaat." Yang diaminkan oleh penulis dan ustad yang mengantar.

Itulah pesan sederhana tetapi begitu mendalam sehingga sedikit banyak mempengaruhi langkah berikutnya bagi kehidupan penulis. Pesan penuh hikmah bagi penulis yang begitu singkat menjadi santri.

Teruslah menjadi santri di mana pun kita karena mencari ilmu adalah sampai liang lahat. Santri sepanjang masa.

Sebagian ustad dan ustadah serta santri SMPN 1 Cirebon sesaat setelah pawai Hari Santri. Dokumen Dewi Ayu
Sebagian ustad dan ustadah serta santri SMPN 1 Cirebon sesaat setelah pawai Hari Santri. Dokumen Dewi Ayu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun