Kau asyik dengan duniamu dan
kami sibuk menduniakanmu.
Sekali lagi, kami menjadi purba.
Selepas Subuh senyummu belia,
matahari ceria. Dik, cara menyebalkanmu
mirip Bunda, tapi aku lebih mencintaimu.
Satu hal yang aku tahu,
sekarang aku nasib buruk yang membaik
di empat sudut alun-alun menyatu.
Kau peran utama
di tubuhku yang sepi pengunjung.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!