Mohon tunggu...
Nurmansyah Amirudin
Nurmansyah Amirudin Mohon Tunggu... Administrasi - Tidak sedang merasa baik-baik saja

Jika untuk bergerak saja saya tidak mampu bukan berarti ide-ide gila di kepala saya mati.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kembalilah Ibu

8 Oktober 2019   20:26 Diperbarui: 8 Oktober 2019   20:59 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku mempuisikan hal biasa, yang mungkin
semua orang mampu lakukan secara yakin
sebab terdesak takdir misalnya.
Kusebut rindu, lebih sering dianggap bahwa
lima huruf itu menyatu dengan masa lalu.

Maknanya layak tersemat sebagai penyemai kenangan.
Lalu di ruang lain, sedang gigih menjelaskan rupa angan.
Pikiran itu terus menggelayut
hingga raga tidak lagi berada di tempatnya; hanyut
terbawa alur mundur.

Kini dia sangat merindukan canda tawa
bersama Ibu dan kawan sebaya.
Kini dia mengabdi berusaha membunuh waktu
berusaha tidak abadi, atas sakit
yang melumpuhkan bahagia sang Ibu.

Rebahkan lelah tubuhmu Nona, meleburlah pada malam
di sudut mata yang masih indah terlihat
meski yang tersisa hanya lebam
di hati dan sembab semangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun