Sentra penghasil nanas di Jawa Timur ada di Kabupaten Kediri. Salah satunya di Desa Sempu, Kecamatan Ngancar. Petrokimia Gresik, anggota holding Pupuk Indonesia, sudah turun langsung serta mengawal petani nanas di Desa Sempu lewat program Kampung Makmur. Sebanyak 60 petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Petung Jaya Tani, ada dalam kerjasama dan pengawalan dengan Petrokimia Gresik ini.
Dampaknya mulai terasa, ada peningkatan hasil panen nanas. Sugiyanto, Ketua Poktan Petung Jaya Tani, menyebut peningkatan hasil panen nanas yang cukup signifikan. Dan peningkatan itu dirasakan oleh semua anggota. Awalnya, panen nanas berkisar 46.300 buah per hektar saja. Setelah dikawal Petrokimia Gresik melalui program Kampung Makmur panen nanas menjadi 54.500 buah per hektar.
Jika dihitung, kenaikan produktivitas panen nanas lewat program Kampung Makmur sebesar 18 persen per hektar. Total lahan budidaya nanas yang dikelola seluas 217 hektar. Sebenarnya, apa bentuk pengawalan dari Petrokimia Gresik ini dalam program Kampung Makmur? Dwi Satriyo Annurogo, Direktur Utama Petrokimia Gresik, menjelaskan pihaknya bertugas memberikan jaminan penyediaan pupuk nonsubsidi kepada petani.
Berikutnya mengawal petani dalam hal pemupukan yang berimbang, mengawal proses budidaya, cara mengendalikan hama dan penyakit, serta menguji tanah lahan budidaya. Urusan uji tanah ini, Petrokimia Gresik menurunkan petugas operasional Mobil Uji Tanah dan Agroman.Â
Dwi Satriyo Annurogo juga menyebut bahwa pemahaman yang benar tentang pemupukan berimbang sangat penting dalam budidaya nanas. Agar lebih presisi, efektif, dan efisien, Hasil panen pun bisa optimal. Secara teknis, dosis pemupukan berimbang bagi petani budidaya nanas Kampung Makmur adalah NPK Phonska Plus sebanyak 150 kg/Ha, Urea 150 Kg/Ha, dan ZA Plus 100 kg/Ha.
Rupanya, pengawalan Petrokimia Gresik pada Kampung Makmur ini bukan saja dari sisi penanaman saja. Dikawal juga hingga mampu menghasilkan produk turunan dari hasil pengolahan komoditas nanas. Namanya sari Nanaskuu. Pengelolaannya diserahkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Sempu Mandiri. Saat ini sari Nanaskuu sudah menjadi oleh-oleh khas Kediri. Olahan lainnya ada selai yang dikelola Pokta Petung Jaya Tani.
Secara keseluruhan, Dwi Satriyo Annurogo menegaskan, pihaknya ingin mendorong ekosistem pertanian lewat program Kampung Makmur ini. Dari hulu hingga hilir. Baik on farm maupun off farm. Dalam pelaksanaannya, butuh dukungan perbankan, kelompok tani, lembaga asuransi, hingga offtaker. Kedepan, Kampung Makmur tidak saja bagi petani nanas, tapi juga komoditas lain yang dihasilkan petani di Indonesia.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H