Mohon tunggu...
Masbukhin
Masbukhin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha dan Pelaku E-Commerce

Gemar membaca, apa saja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tidak Cukup dengan Menabung, Biaya Pendidikan Butuh Investasi

24 Juli 2024   11:10 Diperbarui: 24 Juli 2024   11:13 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anggaran pendidikan bagi semua anak di Indonesia, memang, sudah disiapkan dan dijamin pemerintah. Namun peran orang tua untuk membantu pendanaan pendidikan, juga amat dibutuhkan. Semakin tinggi jenjang pendidikan yang ingin ditempuh oleh anak, semakin besar juga pendanaan yang perlu dipersiapkan oleh orang tua. Sedari dini orang tua harus menabung, meski cara itu saja tidak cukup. Orang tua butuh investasi.

Yan Ardhianto Handoyo ST, praktisi investasi dari Sequis, menyebut tiga langkah yang bisa dilakukan orang tua dalam menyiapkan dana pendidikan. Pertama, orang tua harus membiasakan berhemat dan tidak berutang konsumtif. Tujuannya agar bisa menabung. Bila tujuannya untuk dana pendidikan, maka jenis tabungannya perlu rekening khusus untuk pendidikan. Agar dapat meningkatkan saldo dan mengurangi potongan biaya.

Setelah kebiasaan menabung terbentuk, langkah kedua, orang tua harus belajar investasi. Tujuannya untuk meningkatkan nilai tabungan dana pendidikan. Jangan sampai nilai dana pendidikan yang ditabung, semakin kecil, akibat inflasi yang cenderung meningkat setiap tahun. Sementara biaya-biaya yang lain, naik. Seperti biaya kursus, pembelian buku pelajaran dan peralatan sekolah, biaya transportasi, dan lainnya.

Investasi merupakan salah satu solusi menghadapi kenaikan inflasi. Sebab dalam investasi ada potensi imbal hasil yang nilainya lebih besar dari sekadar menabung. Menurut Yan Ardhianto, biaya relatif besar dan amat terasa bagi orang tua, saat anak masuk pendidikan menengah, apalagi SMA. Terlebih saat anak masuk perguruan tinggi. Lalu, apa investasi yang perlu dipahami orang tua? 

Bentuk investasi yang bisa dipilih orang tua, bisa reksa dana. Bisa juga Surat Berharga Negara. Reksa dana jenisnya bermacam. Ada saham, ada pula pasar uang. Bisa dipilih sesuai tujuan dan jangka waktu investasi. Orang tua harus memahami betul kapan hasil investasi dari reksa dana itu akan dipakai. Sehingga bisa menghitung keuntungan, sekaligus risikonya. Prinsipnya, makin lama berinvestasi, cenderung makin menguntungkan.

Langkah ketiga adalah asuransi pendidikan. Pada prinsipnya melengkapi dua langkah sebelumnya. Jika orang tua sudah punya tabungan khusus pendidikan serta ada alokasi untuk investasi. Banyak pilihan asuransi pendidikan, orang tua harus menyesuaikan dengan manfaat yang diperoleh. Yan Ardhianto menyarankan orang tua memilih asuransi pendidikan yang punya dua manfaat atau dwiguna.

Manfaat pertama, asuransi bisa memberi perlindungan jiwa bagi orang tua. Manfaat kedua, asuransi itu sekaligus menjadi tabungan yang mendukung dana pendidikan anak. Saat memilih asuransi dengan dua manfaat ini, orang tua bisa mempertimbangkan besaran premi yang dibayar. Tentunya sesuai dengan kemampuan finansial. Dan juga mempertimbangkan besarnya imbal balik yang bakal diterima.

Tidak kalah penting dari langkah-langkah menyiapkan pendanaan pendidikan, orang tua harus tetap mengawal perkembangan anak dalam belajar. Kemampuan akademik anak saat menempuh pendidikan, juga satu bentuk investasi. Saat ini banyak tersedia program beasiswa dan bantuan pendidikan, baik dari pemerintah maupun swasta. Syaratnya, memiliki kemampuan akademik yang baik. Ditambah prestasi atas bakat, minat, dan keahlian. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun