Mohon tunggu...
Arif Yulianto
Arif Yulianto Mohon Tunggu... -

FB: Mas Boy Yulianto\r\nE-mail: arsyakindo1@yahoo.com\r\n\r\n(Penyusun karya ilmiah,\r\nediting data dan olah data penelitian)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Putus Cinta

2 Maret 2013   10:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:27 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Putus Cinta? No no and no! Itu ucapan yang keluar dari bibir dower ikey saat kutanya gimana rasanya putus cinta.

“Masa sih kamu gak pernah merasakan?” tanyaku dalam hati

“Ikey gitu loh! Gak janji deh buat putus cinta,” jawabnya dongkol

Aku mencibirkan bibirku pertanda protes

“Kapan aku pernah curahan hati sama kamu, kalo aku bête or sedih gara-gara makhluk yang namanya putus cinta? Never man!” teriaknya.

“Iya juga sih! Tiga dua setengah tahun jadi teman sebangkunya aku tidak pernah melihatnya bermuka masam dan bermurah durja gara-gara putus cinta. Yang ada malah dia sering menolak sampai stress cowok-cowok yang naksir padanya. Ikey memang manis, sifatnya yang periang lucu, baik hati dan tidak sombong membuat banyak cowok-cowok bengis, pendiam, cuek, main KDRT di sekolahku suka padanya.

Selama ini baru dua makluk cowok yang dekat dengannya Aji dan Amir. Sekarang keduanya sudah recall dan didelete serta ditendang jauh-jauh karena kelewat cemburuan serta suka lirak-lirik, Iyalah kalo gak lirak-lirik ntar nabrak donk. Daripada bertengkar terus lebih baik diputusin. Kalau begitu yang putus cinta bukan dia tapi mereka.

“Emang kamu sekarang lagi putus cinta ?,” tanyanya penasaran. Aku mengangguk sedih dan gundah gulana, galau and galau pokoknya galau

“Hah yang benar! Siapa cowok yang kurang ajar yang bikin kamu putus cinta biar aku tantang berantem atau aku kroyok atau barangkali aku cemplungin di sungai Prepil. ” Serunya berapi-api. Maklumlah Ikey termasuk anggota beladiri dan hitam.

“Sebenarnya aku saja yang Stupid! Udah tahu kalo dari dulu Abie itu lagi PDKT sama Dijey masih saja aku Like sama dia,”keluhku.

“Jadi si Abie...?” mantan Ketua RT, eh OSIS....!!

“Iya, sekarang mereka mery me dan jadian! Kamu bisa bayangin perasaanku kayak gimana?”

“Ya udah! Lupain itu makhluk yang namanya cowok kurang ajar itu, mendingan kita cari gebetan baru. Kata anak-anak ada anak baru pindahan dari Australia tapi bukan kanguru loh di kelas sebelah,”massagenya lewat HP

Aku melotot padanya. Ia tertawa terbahak melihat tatapan gusarku.

***

Ternyata benar kata Ikey memang ada murid baru di kelas sebelah.

Anaknya tinggi, mancung, putih, unyu-unyu dan rada jaim (=jaga iman) heheh, gayanya sok cuek mungkin biar dibilang cool namanya Jayani, memang dia tinggi kaya kanguru, hehehe. Anak-anak memanggilnya Jays. Seperti biasa dalam hitungan jam saja Jays sudah terkenal di penjuru sekolah, bahkan disudut-sudut di sekolah, sampai semut-semut hitampun mengenalnya, maklumlah fresh from the Australia, tapi sekali lagi dia bukan jenis keluarga kanguru loh.

“Kamu tidak minat buat PDKT dia?” tanya Ikey

“Perasaan putus cintaku belum hilang”

“Tuuuuuuuuuuuuh kan! Jangan dirasakan sampai dalam gitu kaleeeee, santai saja!”

“Aku gak bisa seperti kamu,”protesku

“Key, putus cinta dalam urusan Love itu biasa, namanya juga jatuh cinta kamu mesti siap menerima segala resikonya, “ujarnya agak serius.

“Jangan ceramahin aku deh! You juga tidak mau kan merasakan itu?” marahku.

“He....he...Ikey gitu loh! Putus cinta? Now way!”

Sungguh top markotop jadi Ikey. Dia bisa sesukanya jatuh cinta pada siapa saja. Tak sekalipun perasaannya bertepuk sebelah tangan. Sekarang dengan riang dan gegap gempita ia sudah full tanpa halangan yang menggoda bisa akrab dengan Jays mantan foto model di negaranya itu. Dengan gayanya yang supel bak pragawati pesawat tempur, ada gak yah...hehe, tak heran kalau Jays betah berlama-lama ngobrol utara selatan dengannya, bahkan mereka menceritakan masa lalunya bersama kadang pula Jays menceritakan tentang binatang peliharaanya yaitu si poni nama kangurunya. Aku yakin dalam hitungan hari ia bisa mengalahkan cewek lain yang juga berebut perhatian cowok cool dan unyu-unyu itu.

“Sus..!, kayaknya aku mulai jatuh cinta sama Jays,” bisiknya pelan beberapa hari kemudian saat kami pulang rombongan.

“Secepat itu?” tanyaku heran.

“Abis gimana dong?” Pesona dia sudah bikin mata hatiku jadi buta dan jantungku berdebar dag....dig....dug....dug....dug....kayak bedug, kencang,”serunya sok puitis.

Aku menggelengkan kepala berkali-kali sampai pusing melihat tingkahnya. Dugaanku tidak melesat belum ada delapan hari ia berusaha mendekati Jays sekarang dengan gampang dan main sosormengalahkan cewek-cewek di sekolahnya. Ia bilang sudah jatuh cinta setengah matang eh mati. Kenapa dewa cinta selalu memberi keberuntungan padanya? Seandainya saja dewa cinta mau berbaik hati padaku mungkin saat ini aku sudah mendapatkan cinta Amir.

Sorenya, dan esoknya lagi telingaku rasanya hampir terbakar padahal sudah satu bulan lubang telinga sudah aku bersihkan.

Bayangkan saja dalam satu hari bisa lebih dari ribuan kali Ikey menyebut nama Jays, baik lewat SMS, chating di Facebook, bahkan bikin status di Twitter, begini “Jays tanpa kamu aku kehabisan pulsa....eh kehabisan kata-kata, karena face kamu bikin aku ingin jadi kau”

Berbagai cerita dibawakannya untukku mulai dari sekedar ngobrol tentang keluarganya di Australia, sampai acara jalan barang, berwisata ke pasar mencari sesuatu yang gak ada. Bahkan untuk membuat Jays lebih perhatian ia mengubah dirinya menjadi gadis feminim. Jays suka dengan gadis yang dewasa dan keibuan jadi ia berusaha untuk memperbaiki tingkahnya yang centil menjadi lebih kalem.

“Kamu sekarang berubah, Key,”ujarku saat kami maksi bareng di kantin sebelah.

“Berubah gimana?” tanyanya tak mengerti.

“Sekarang kamu jadi pendiam, dulu kamu centil, suka pukul-pukul aku sembarangan kalau kamu dapat nilai jelek atau gak beruntung dapat arisan”

“Aku pengin jadi cewek dewasa full seperti yang disukai Jays.”

“Memang harus bersikap seperti ini.”

Ia mengangguk-angguk sampai jidatnya benjol.

“Iya tapi itu bukan diri kamu yang riil dansebenarnya.”

Love need pengorbanan dan aku rasa perubahanku ini tidak membawa efek buruk buat diriku dan lingkungan masyarakat.”

Aku diam mendengar ceramahnya.

Love memang bisa merubah seseorang, putih menjadi hitam atau sebaliknya atau pula tidak sama sekali. Love juga bisa membawa aura hati dan jiwa seseorang menjadi baik atau buruk. Untunglah! Jays membawa aura yang baik buat Ikey walau sebenarnya perubahan itu. Aku melihat sepertinya Ikey tidak merasa nyaman dengan dirinya yang serba instan tapi ia sudah memilih aku harus menghargai keputusannya.

***

Kutatap langit kamar dengan perasaan hampa dan hambar. Di teras rumah terasa dingin karena hujan seharian. Seandainya saja cintaku tidak bertepuk sebelah tangan mungkin hatiku tidak sedih seperti ini. Inilah pertama kalinya dalam hidup aku merasakan yang namanya putus cinta. Semilyard macam sakit, pedih, mual juga luka rasanya bercampur menjadi satu. Tanpa terasa airmata mulai mengalir bagai pancuran memenuhi pipi.

“Sus, aku mau curhat sama kamu.”

Serunya yang tiba-tiba saja sudah ada di depan pintu kamar.

Aku tersentak kaget. Buru-buru kuhapus airmata agar tidak terlihat sedih dihadapannya.

What happen?”

Sejenak ia memandangku dengan aneh dan sayu. Terlihat jelas kalau ia sedang resah tanpa desah.

“Maafin aku!” ujarnya pelan.

Aku mengeryitkan dahi. Apa maksud ucapannya?

“Kamu salah apa sama aku?”tanyaku heran bin takjub

“Aku minta maaf kalo kemarin aku tidak peduli sama sensitifnya kamu saat kamu putus cinta.”

Aku tertawa kecil.

“Kirain aku ada apa, udahlah itu masa laluku! Aku lagi berusaha buat melupakan kok.”

Ia terdiam lama kemudian tiba-tiba terisak.

Inilah pertama kalinya aku melihat Ikey cry. Aku ambil dan genggam tanganya.

“Wonten punopo ?” (jawa=ada apa)

“Sus, aku...aku putus cinta,” isaknya.

Aku tersentak kaget, sekaget-kagetnya hampir pusing and pingsan

“Jays......?” tanyaku pelan.

Ia mengangguk kemudian menangis lagi.

“Aku pikir selama ini ia baik hati dan tidak sombong serta perhatian full and on time karena dia cinta sama aku dan cinta terakhirnya, selalu menemaniku ke pasar, Pantai Alam Indah, ke Guci, Purwahamba, bahkan ke kantin hanya sekedarutangsama bu kantin. Ternyata ia cuma menganggap aku just and best friend alias temen biasa,” ujarnya dengan terisak-isak.

Aku tidak tahu harus berbuat apa hanya menatapnya dengan perasaan iba, haru seharu-harunya.

“Aku tidak menyangka ternyata putus cinta rasanya sesakit ini gak kaya sakit gigi, aku kecewa karena selama ini dia tidak bilang sama aku kalau udah punya doi.”

Aku tersenyum tipis setipis bibirku, padahal aslinya kaya bibir Primus

“Sekarang lupain Jays, mendingan kita cari gebetan baru di sekolah kita, bukanya sekolah kita kebanyakan siswanya mantan-mantan foto model, baik foto model majalah model atau majalah buah-buahan,bahkan kamu juga pernah bilang kalau putus cinta dalam urusan Love itu normal dan formal,” godaku mengulang ucapan dua minggu lewat.

Ia mencubit pinggangku sambil meringis.

“Lagipula aku tidak suka gaya kamu yang sok kalem saat PDKT sama Jays,”protesku akhirnya.

“Siapa bilang aku sukaaaaaa!!” Bisa jadi patung komodo kalau aku benaran pacaran sama tu cowok,” sungutku kemudian.

“Jadi, gimana rasanya putus cinta?” godaku melihatnya sudah sedikit ceria.

“Susiiiiiiiiiiiiii,.........!!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun