Mohon tunggu...
mas Bento
mas Bento Mohon Tunggu... -

Penikmat Secangkir Kopi DiPagi Hari

Selanjutnya

Tutup

Politik

Marhaenisme, Bukan Sosialis Apa Lagi Kapitalis !

22 April 2014   16:35 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:21 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

PDIP adalah benteng kaum marhaen,  yang mampu meredam amuk murka orang pinggiran, partai mereka yang tertindas, partainya wong cilik yang hidupnya tersandera kapitalis dan kolaboratornya.

Marhaenisme bukanlah Marxis, sosialis apalagi komunis, walaupun garis singgung kita sama.. membela mereka yang teraniaya. tapi ideologi kita berbeda, Buruh, tani, nelayan objek pembelaan kita, tapi kami beri apa yang mereka mau, bukan yang kalian mau.

Marhaeinisme bukanlah Kapitalis, kalianlah musuh nyata bagi kami, kami tidak bersekutu dengan cukong, Amerika kami libas, inggris kita linggis.. sudah lupa kah? kalian yang menunggangi marhaen untuk kepentingan kapitalis, kalian yang mengkhianati jalan perjuangan ini tinggal menghitung hari, kalian yang mendatangi tikus berdasi, sang penghisap darah kaum marhaen hingga ke tulang sum sum, kalian yang tak tau malu mengemis kucuran dollar untuk memenuhi rongga perut yang tak pernah mengenal kata kenyang, kalian yang tega melipat gandakan hutang setiap anak negri hingga tujuh turunan, kalian para penjilat yang hidup bergelimang dana rente.

Kini kalian bersatu padu, mengemis iba kepada cukong agar mau mendukung dan kucurkan rupiah bagi calon 'satria piningit' katanya,  atas dalih capaian diatas 30% kalian melakukan pemerkosaan intelektual terhadap rakyat, yang dilakukan oleh media + Pengamat + Lembaga Survey, realisasinya hanya 18%,  tanpa malu kalian terus seirama, duduk satu meja untuk sukseskan agenda, memohon restu sang adi kuasa, tidak peduli sejatinya mereka adalah imperialis modern, kalian sejatinya hanyalah sekelompok pelacur ideologi, kalian pengkhianat amanat dari kaum marhaen, kalian bagai benalu bagi tubuh ini, enyah kalian dari Tubuh  ini, atau suatu hari kami seret kalian dengan paksa walaupun harus memotong tangan dan kaki kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun