Mohon tunggu...
Mas Badar
Mas Badar Mohon Tunggu... Lainnya - admin masbadar.com

seorang blogger, webmaster, & pekerja grafis

Selanjutnya

Tutup

Nature

Di Balik Wabah Ulat Bulu

31 Maret 2011   04:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:16 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Belakangan ini sedang ramai dibicarakan orang dan media tentang fenomena serangan ulat bulu. Wabah ulat bulu menyerang ini warga tujuh desa di Probolinggo, Jawa Timur. Warga terpaksa membersihkan pekarangan rumahnya hampir dua jam setiap setiap pagi dan sore karena serangan jutaan ulat bulu.

Sudah seminggu ini warga desa Sumber Ulu, Leces, Kedawung, Pondok Hulu, Tigasan, Malasan, dan Kerpangan diresahkan oleh serangan ribuan ulat bulu yang terjatuh dari pohon. Mereka terpaksa membersihkan pekarangan rumah mereka setiap hari karena ulat bulu tersebut telah merusak tanaman mereka, dan bahkan telah memaksa masuk ke pekarangan rumah dan bagian dalam rumah warga, demikian saya membaca di vivanews.

Fenomena unik sekaligus membuat merinding ini, setahu saya adalah natur saja, di kalangan ilmuwan dikenal sebagai jenis baru Migrasi Hama. Konon pertama kali terjadi di Europa, kemudian terjadi di Canada beberapa tahun yang lalu, lalu di New England. Kupu-kupu yang bertelurkan jenis ulat ini adalah Operophthora brumata.

Ulat itu memiliki predator alamiah, seperti lebah, tawon dan sejenisnya. Dengan teknik tertentu, pengendalian wabah ulat mungkin saja bisa effektif. Mungkin bisa ditanyakan ke salah satu sohib saya yang ahli di bidang Pengendalian Hama, di sini: http://www.kompasiana.com/uripsr

Apa yang Tuhan inginkan dengan memunculkan fenomena ini? Mungkin saja peringatan akan ketidakseimbangan alam akibat ulah kerakusan manusia, pengenalan ilmu pengetahuan baru sebagai kemaha-besaranNya, dsb..dsb.

Salam kompasiana..

masbadar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun