Mohon tunggu...
Moh Khozah
Moh Khozah Mohon Tunggu... Penulis - Dai Bilqolam

Alumni Mahasiswa BKPI IAIN Madura

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mengenalmu (Part 03)

21 April 2019   10:14 Diperbarui: 21 April 2019   11:16 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kopi hangat pagi masih meletuskan semerbak harumnya. Manisnya terasa ampuh untuk memberi semangat pagi. Koran pagi sudah ada ditangan yang baru saja diberikan oleh reseller koran. Berita hangat menjadi kesukaan untuk dibaca, bermacam-macam berita terlampir membuatku tidak malas membacanya. Membaca waktu pagi adalah aktivitas sehari-hari untuk mencerdaskan otak dari beribu bahasa yang ditulis para jurnalis hebat. 

Kata-katanya menusuk batinku. Zahra, nama yang tidak asing bagiku terlampir pada halaman sastra dan budaya. Namanya terukir pada halaman terakhir di karya tulis cerita pendek. Orang yang baru kenal ternyata seorang cerpenis yang berhasil terbit di koran ternama di kota. 

Kata-kata majasnya menjadikan aku untuk tidak lelah membaca. Motivasinya terus terukir panjang di sela-sela kalimat di alur ceritanya.

Pagi-pagi ini Zahrah belum juga memberi kabar pagi. Biasanya ketika mentari pagi bangkit tersenyum sudah memberikan kabar, namun sekarang berbeda. Mungkinkah Zahra lagi sibuk merapikan halaman rumahnya, atau sedang senang dan bahagia membaca cerita pendeknya tembus di media koran. 

WhatsApp nya masih belum aktif dan tidak ada tanda-tanda aktif. Selepas membaca aku langsung memfoto judul cerita pendek yang terlampir rapi di koran pagi ini. Notifikasi memberitahukan bahwa gambar sudah masuk pada akun WhatsApp Zahra namun masih belum dibacanya.

Matahari terus beranjak menyinari bumi pagi dengan terik sinarnya yang terus menyengat. Notifikasi menandakan pesan sudah dibaca, respon sudah mulai bermunculan dari satu kalimat ke kalimat yang banyak memberikan penjelasan terkait cerita pendek nya yang terbit di media koran. Syukur Alhamdulillah ia ucapkan sekaligus memberikan ikon senang dan bahagia.

"Kamu hebat," balasku.

"Hebat karenanya yang membuatku bangkit," balasannya.

"Seberapa besar aku membangkitkan kamu sehingga mampu menciptakan cerita pendek yang mampu tembus menerbitkan cerita pendek ke media koran ternama."

"Kata-kata kamu yang sering kau posting di story' akun WhatsApp setiap mentari tersenyum dari arah timur."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun