Banyak generasi muda tidak bisa melanjutkan peendidikan ke perguruan tinggi disebabkan tidak punya uang sebagai biaya selama proses kuliah.Â
Namun, ada yang tekad melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi meski dirinya krisis dalam finansial. Ternyata, kemiskinan bukan alasan tidak bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi pasalnya di beberapa perguruan tinggi telah menyediakan program bidikmisi untuk mahasiswa yang kurang mampu dalam finansial.Â
Di sinilah bidikmisi menyelamatkan para generasi muda yang hampir terjerumus pada lembaga pengangguran dalam pendidikan.
Saya ucapkan banyak terima kasih kepada Bidikmisi yang telah memberi kesempatan belajar di perguruan tinggi melalui finansial yang telah diberikan.Â
Mungkin tanpa Bidikmisi ini saya sudah meninggalkan perguruan tinngi yang pernah aku singgahi. Mengingat kisah awal masuk perguruan tinggi di mana pada waktu itu saya sedang melaksanakan tugas pengabdian pesatren yang memang merupakan kewajiban. Pengabdian pesantren hampir satu tahun genap terlintaslah setelah ini mau ke mana.Â
Kebingungan terus menyudutkanku untuk memilih kemana akan melangkah selanjutnya. Pilihan satu-satunya adalah melanjutkan ke perguruan tinggi, namun di sini masih sempat terfikir kalau melanjutkan mau pakai apa? Sedangkan kedua orang tua sampai saat ini tidak bisa melunasi hutang atas biaya mondok di pesantren selama sembilan tahun.Â
Lanjut kemudian saya terus berupaya bagaimana bisa menyelesaikan masalah ini. Selama beberapa hari berfikir panjang sambil lalu sharing bersama teman-teman yang sedang kuliah melalui media sosial akhirnya keputusan kuliah semakin melekat dalam jiwaku.
Tekad kuliah sudah ada di posisi pertama, dengan tekad ini saya melakukan pendaftaran sebagai calon mehasiswa jalur UMPTKIN dengan biaya administrasi menghutang kepada bendahara pesantren.Â
Setelah itu mengikuti segala persyaratan dan mengikuti tes seleksi dan akhirnya dinyatakan lulus. Kelulusan seleksi membuat bahagia dicampur dengan rasa khawatir mau pakai apa kuliah berikutnya.
Setelah memenuhi pemberkasan termasuk pemberkasan UKT ternyata mendapatkan UKT ke tiga dengan biaya satu juta setiap semester. Antara berlajut dan tidak, menyerang kembali. Akhirnya kedua orang tua menjual seperempat seekor sapi milik tetangga dekat yang memang sapi tersebut dikembala oleh kedua orang tua dan syarat membayar UKT terlunasi.