Jembatan Kota Intan merupakan jembatan kayu yang berumur empat abad, dan memiliki banyak gelar yang diberikan orang untuknya. Namun, sosoknya tetap memancarkan kesederhanaan dengan segala keunikan bagi siapa saja yang sedang menapaki kaki di atasnya. Jembatan Kota Intan dibangun pada tahun 1628, awalnya jembatan ini bernama Engelse Brug atau Jembatan Inggris. Pada waktu itu jembatan ini berfungsi untuk menghubungkan Benteng Belanda dengan Benteng Inggris yang lokasimya persis beseberangan. Informasi ini penulis dapatkan pada saat penulis melakukan perjalanan wisata edukasi budaya bernilai sejarah di Kota Tua Jakarta, dan bertemu dengan salah seorang pengurus yang berada di lokasi tersebut yang bernama Bp. Agus. Pada saat baru satu tahun Jembatan Kota Intan ini berfungsi, Jembatan Kota Intan telah rusak akibat peperangan antara Kerajaan Mataram dan Batavia (1629). Baru 26 tahun kemudian, jembatan yang disambung oleh papan-papan melalui proses perekatan oleh mur-mur yang cukup kuat ini diremajakan dan diberi gelar dengan nama Jembatan Pusat ( Het Middelpunt Brug ) oleh Belanda. Jembatan Kota Intan yang memiliki panjang 30 meter dan lebar 4,43 meter, sering kali menjadi salah satu obyek wisata yang direkomendasikan pada saat berkunjung di wilayah obyek wisata Kota Tua Jakarta. Jembatan Kota Intan juga sering sekali dijadikan tempat untuk berbagai macam kegiatan, mulai dari zona titik rute wisata observasi budaya bernilai sejarah, dan tempat lokasi ajang pemotretan para fotografer sampai tempat favorit foto pre-wedding.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H