[caption id="attachment_161364" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Akhir-akhir ini kalangan pegiat bola di internet terutama Kompasiana banyak yang gundah gulana dengan informasi yang disajikan media nasional mengenai kisruh PSSI (halahh!!!! ngomongin ini lagee.. gak ada yg lain apa? :-( ) Banyak yang mengeluhkan informasi tidak berimbang, njomplang.. saking njomplangnya kalo diistilahkan truk jalannya sdh terseok2 saking engselnya sudah mau patah. :-) Media tipi & media cetak bersama-sama menyajikan pembunuhan karakter terhadap sosok yang tidak disukai & tidak memberikan informasi yang berimbang. Pemirsa & pembaca digiring & dicuci otak untuk mengamini apa yang disampaikan. Buat sebagian yang tidak ingin dicuci otak akan mencari sumber info dari media alternatif (kayak Kompasiana & forum2 di internet), Sebagian lagi dipaksa menelan mentah2 pelintiran informasi yang disajikan. Mengenaskan sekali karena sebagian masyarakat indonesia (apalagi yg tinggal didaerah serta pendidikan menengah kebawah) masih banyak yang belum melek internet jadi tidak tahu akses untuk mendapatkan berita yang sebenarnya, dan sebagian besar dari yang melek internet itu dihabiskan untuk fb-an karena gratis... halah!!!.. Dalam konteks PSSI, media seakan diseting untuk sama-sama mengeroyok PSSI seakan gak pernah ada benarnya. Di tipi waktu RD mundur yang digembar2-gemborkan hanyalah pembelaannya akan pemain bukannya surat penegasan FIFA agar pemain non IPL dijatuhkan sangsi. Sungguh aneh, FIFA yang notabene dulu senantiasa dijadikan tameng oleh NH & kroninya untuk memanipulasi sepakterjangnya, dari dulu digembargemborkan sebagai dewanya organisasi sepakbola didunia ini, justru mereka sendiri sekarang yang tidak mematuhinya.. #gagalpaham Itu baru kasus kecil RD, dan yang konyol adalah adanya perubahan esensi berita dari media cetak dari yg dulu ikut menyuarakan NH & kroninya turun sekarang justru lebih sering memblow-up sepak terjang sang kroni. Memblow up untuk mengkritisi sih bagus, tapi ini justru seperti meng-amini apa yang mereka lakukan.. Gagal paham berlanjut.... Sampai akhirnya ada tautan di FB yang memposting bocoran Road Map Mengambil Alih Kepengurusan PSSI ke KPSI (http://revolusipssi.com). Semakin terang benderanglah bahwa banyak media yang sepertinya sdh rela dicemari oleh sepak terjang KPSI. Jika sudah demikian masivnya pembodohan media terhadap pola pikir masyarakat, akankah masyarakat terpengaruh untuk mendukung mereka? ataukah masyarakat akan tersadar/merasa bahwa mereka telah dibodohi dan memboikot berita mereka seperti yang saya lakukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H