Mohon tunggu...
Fauzi Anggara
Fauzi Anggara Mohon Tunggu... -

Selalu menyenangkan bila bisa berkunjung ke daerah-daerah di Indonesia. Indonesia itu indah. Tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri, kalau hanya sekedar ingin melihat panorama alam nan indah. Cukup di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Munaslub Golkar: Kepentingan Sang Jenderal dan Restorasi (Renungan Buat Kader Golkar)

15 Mei 2016   18:37 Diperbarui: 15 Mei 2016   19:44 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita hampir masuk dalam perangkap Sesat Pikir. Ada yang menginsinuasi Jokowi telah mendukung calon tertentu. Saking kalap (atau kalutnya), kita percaya saja. Apalagi setelah itu, ada pihak-pihak yang mengkonfirmasi kebenaran klaim itu. Kita makin gelap mata.

Untungnya, Jokowi mau buka-bukaan di depan kita malam ini. Kita kemudian tahu, nama presiden sekadar dicatut, persis seperti kejadian papa minta saham.

Kenapa si penginsinuasi mengusung calon bermasalah itu? Tak usah repot-repot beranalisa. Calon itu adalah figur terbaik untuk kepentingan bisnis dan politik si pengininuasi. Bukankah kita sama-sama tahu sepak terjang keduanya? Sang Jenderal dan sahabatnya.

Sang jenderal sama sekali tak peduli kalau jagoan dia itu akan menjadi liability (beban hutang) bagi Golkar. Dia tak peduli Golkar mau besar atau terperosok karena capaian politik dia selama ini adalah hasil manuver individu dirinya sendiri. Yang jelas, skenario membesarkan partai golkar melalui sahabatnya yg memiliki banyak kasus hukum akan semakin menguatkan posisi sang Jenderal dalam politik internal KIH dan pemerintahan.

Yang lainnya, sadarkah anda, bahwa TV biru anak kandung dari sebuah partai sempalan golkar, belakangan mendadak "Cinta Golkar", TV yang seringkali terlalu "jeli" membahas mengenai kesalahan2 dari partai golkar, lalu menjadi ikut peduli dengan keberadaan munaslub golkar, bahkan ketua umumnya datang sendiri di proses pembukaan di bali. TV yg didominasi warna biru ini juga mendadak menjadi Ramah dalam pemberitaannya terhadap calon ketua umum "bermasalah" yg sebelumnya terlah menjadi bulan2an Tv ini pada masa kasus "Papa Minta Saham". Siapa dibalik ini semua? Seseorang yang dulu pernah menjadi bagian dari kita. Ya, dia sang ketua partai.

Motif dia sangat gamblang:  ingin mengerdilkan Golkar. Jika jagoan si penginsinuasi jadi ketum, Golkar akan dijauhi pemilih, bahkan juga oleh konstituen loyalnya sendiri.

Logikanya sederhana, alangkah mudahnya si ketua partai ikut memainkan peranan dalam menentukan masa depan partai golkar manakala ketumnya adalah orang yg "masih" memiliki kasus di kejaksaan, yg notabene kita ketahui berada dibawah kendali politik sang ketua partai biru. Jika itu yang terjadi, silahkan bayangkan sendiri bagaimana nasib Golkar nantinya. Dan, bayangkan pula betapa melejitnya partai yang berjargon restorasi itu.

Kita hampir masuk dalam perangkap maut jika saja presiden tak blak-blakan ketika berpidato di pembukaan Munaslub. Kita tak bisa sepenuhnya salahkan si penginsinuasi karena kita seharusnya sudah mengenal dengan baik tabiat orang ini. Juga terhadap si ketua partai.

Bergabung bersama pemerintah merupakan opsi yang bagus buat Golkar. Tetapi akan lebih bermartabat jika ketum kita bukanlah figur yang menjadi beban bagi partai tercinta ini. Kita tak kekurangan pilihan, kok. Karena Partai ini lahir sebagai partai Kader, partai modern. Salam! (Seorang Insan Muda Partai Golkar)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun